TEMPO.CO, Jakarta - PT Toyota Astra Motor (TAM) telah memberikan komentar terkait masalah krisis chip tahun ini. Kelangkaan semikonduktor tersebut nyatanya memang telah menjadi masalah industri otomotif secara global.
Beruntung, produksi mobil Toyota di Indonesia belum begitu berpengaruh. Hal itu dibenarkan langsung oleh Marketing Director PT TAM, Anton Jimmy Suwandy, saat hadir di pameran Jakarta Auto Week, Sabtu, 12 Maret 2022.
Menurutnya, masalah krisis chip ini masih aman untuk produksi lokal. Akan tetapi beberapa mobil keluaran Jepang dan Thailand, lanjut dia, justru mengalami masalah akibat kelangkaan semikonduktor.
“Secara umum saya rasa yang paling besar impact-nya yang CBU (Completely Built Up) Jepang, jadi yang CBU Jepang cukup besar dampaknya. Beberapa CBU dari Thailand juga ada (impact), untuk domestik masih lumayan, mostly masih okelah,” kata dia menjelaskan.
Sebelumnya, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) juga telah menyebutkan bahwa masalah krisis chip semikonduktor ini tidak terlalu memengaruhi industri otomotif Tanah Air.
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi menyatakan kelangkaan semikonduktor secara global ini tidak memberikan dampak fatal bagi produksi mobil di Indonesia. Menurutnya ada beberapa faktor yang membuat industri otomotif masih bisa mengatasi krisis chip.
Salah satunya karena industri otomotif Indonesia belum memproduksi mobil listrik secara rutin. Maka dari itu, tambah Nangoi, produksi mobil di Tanah Air masih terbilang aman meski krisis chip semikonduktor tengah melanda dunia.
"Kalau mobil kita mainannya sudah mobil listrik mobil plug in hybrid dan segala macam kebutuhan semikonduktornya makin banyak, tapi Indonesia mobilnya masih standar. Untungnya (di Indonesia) engine-nya masih combustion engine (mesin bensin), jadi kebutuhannya (chip) masih kurang dibandingkan mobil listrik," terang Nangoi.
Situasi tersebut membuat industri otomotif Indonesia terbilang tak begitu terpengaruh. Nangoi pun menjelaskan, sampai saat ini stok chip semikonduktor masih cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi mobil di Tanah Air.
"Jadi jawabannya Indonesia diuntungkan karena saat ini ini belum full yang namanya electric car sehingga kita masih bisa melakukan suplai semikonduktor dari prinsipal untuk memenuhi kebutuhan domestik," tutup dia.
Baca: Toyota Bicara Dampak Diskon PPnBM 2022 Terhadap Penjualan Mobil
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.