TEMPO.CO, Jakarta - Tesla Inc. menggugat seorang bekas insinyur di produsen mobil listrik itu atas tuduhan secara ilegal mentransfer informasi rahasia teknologi superkomputer ke komputernya sendiri.
Insinyur Alexander Yatskov itu pun diduga menyerahkan laptop "dummy" untuk diperiksa petugas Tesla untuk menutupi pencurian data tersebut.
Tesla sedang mengembangkan superkomputer in-house yang dijuluki Project Dojo. Teknologi ini untuk menangani sejumlah besar data, termasuk video mobil Tesla, untuk membuat perangkat lunak mengemudi otonom.
Alexander Yatskov dipekerjakan pada Januari 2022 sebagai insinyur termal Tesla untuk membantu merancang sistem pendingin komputer.
“Desain dan data termal ini bersifat rahasia dan dijaga ketat di dalam Tesla,” menurut berkas pengaduan Tesla yang dikutip Hindustan Times hari ini, Minggu, 8 Mei 2022.
Tesla menuturkan Yatskov mengakui bahwa mengunduh informasi rahasia dari perangkat Tesla ke perangkat pribadinya. Dia juga menyerahkan komputer "boneka" untuk diperiksa oleh Tesla untuk menutupi jejak.
Yatskov berhenti dari Tesla pada pada 2 Mei lalu. Tesla menyebut Yatskov menolak mengembalikan yang telah diambilnya.
Ketika dihubungi melalui telepon, Yatskov mengatakan tidak mengetahui keluhan Tesla tersebut. Bahkan, dia menolak segera mengomentarinya.
Tesla belakangan menuduh Yatskov berbohong dalam resume keahlian dan pengalaman kerja. Dia juga melanggar perjanjian non-disclosure yang melarang mengungkapkan rahasia dagang.
"Ini adalah kasus tentang penyimpanan rahasia dagang oleh seorang karyawan," ucap Tesla.
Tesla menginginkan kompensasi dan ganti rugi dan pemerintah harus menghentikan mengehentikan penyebaran rahasia dagang oleh Yatskov.
Baca: Tesla Jadi Perusahaan Otomotif Terkaya Kalahkan Raksasa Toyota
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.