TEMPO.CO, Jakarta - Tim Semar Proto UGM berhasil menampilkan penampilan apik di ajang Shell Eco-marathon pada Sabtu, 15 Oktober 2022. Saat itu tim dari Universitas Gajah Mada tersebut mampu menjuarai kelas baterai-listrik di kategori Prototype.
Semar Proto UGM menorehkan kemenangan di Kategori Prototype Kelas Battery-Electric Shell Eco-marathon dengan catatan 587 km/kWh. Catatan ini nyatanya masih belum mencapai target yang dipasang sejak awal.
“Sebenarnya kami punya banyak ceklis yang belum dicentang. Jadi masih banyak variabel dan konfigurasi, tapi untuk saat ini dananya belum ada. Jadi kita sudah memaksimalkan dana yang kita punya untuk hasil saat ini,” kata General Manager Semar Proto UGM Adzim Mardiansjah.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa capaian terbaik mobil listrik UGM terjadi pada KMHE kemarin. Karena saat itu, kata Adzim, tim Semar Proto UGM berhasl mencatatkan 644 km/kWh. Hasil itu pula yang membuat mereka mencetak rekor sebagai mobil listrik terhemat se-Asia.
Tim Semar Proto UGM sendiri menggunakan mobil listrik Kumbolo EV dengan kapasitas baterai lithium ion 48V 12Ah pada ajang Shell Eco-marathon. Kendaraan listrik ini mulai didesain pada 2020 dan produksi mobil tersebut dimulai pada tahun ini.
“Budget yang kita butuhkan untuk satu mobil, buat manufaktur, Reaserch and development, dan trail sekitar Rp 300 juta. Komponen paling mahal itu sebenarnya tergantung kategorinya. Kalau misalkan yang listrik, jelas (yang mahal itu) bodi dan motor listriknya. Kalau buat kategori gasoline itu bodi dan mesinnya,” jelasnya.
“Kalau untuk tim kami yang Prototype, bodi dan frame-nya semuanya full carbon. Kalau untuk yang Urban (Concept) itu masih kombinasi antara bodi karbon dengan frame alumunium. Sejauh ini kami lebih menitikberatkan ke bodi, meskipun kalau mau dimaksimalkan, itu akan lebih mahal di motor listriknya,” tutup dia.
Baca Juga: Juara Shell Eco-marathon, Harga Produksi Mobil Tim UI Capai Rp 400 Juta
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto
