TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menawarkan investasi baterai kendaraan listrik kepada Australia. Dalam hal ini, orang nomor satu di Indonesia tersebut mengundang langsung Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.
Hal itu ia sampaikan di acara penutupan KTT B20 di Bali. Saat itu Jokowi mengundang Anthony Albanese untuk bekerja sama di industri baterai kendaraan listrik, karena Indonesia memiliki cadangan nikel dan Australia jadi salah satu produsen litium terbesar di dunia.
“Tetapi saya minta kepada PM Albanese untuk litiumnya bisa dibawa ke Indonesia saja, kita bersama melakukan hilirisasi di Indonesia,” kata Jokowi seperti dikutip Tempo.co dari situs berita Antara hari ini, Selasa, 15 November 2022.
Langkah tersebut diambil sebagai strategi pemerintah Indonesia dalam mempercepat ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. Selain itu pemerintah juga menilai hal ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
“(Ekspor) bahan-bahan mentah yang kita miliki memang harus disetop untuk mendapat nilai tambah di dalam negeri, baik itu berkaitan dengan pendapatan untuk negara dan penciptaan lapangan kerja. Dan sudah kita mulai dengan (industri) nikel dalam rangka membangun ekosistem baterai kendaraan listrik,” ujar dia.
Indonesia sendiri dilaporkan memiliki 23 persen cadangan nikel dunia, dan telah mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir. Pemerintah telah menargetkan produksi mobil listrik mencapai 600 ribu unit dan 2,45 juta motor listrik pada 2030.
Dengan pengembangan ekosistem kendaraan listrik, Indonesia diprediksi bisa mengurangi 3,8 juta ton emisi karbon. Selain itu Indonesia juga tengah memaksimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga air, tenaga surya, tenaga panas bumi dan tenaga angin.
Kini Indonesia dilaporkan telah menyediakan lahan seluas 30 ribu hektar di Kalimantan Utara untuk membangun kawasan industri hijau. Nantinya industri itu dipeerkirakan bisa memproduksi energi bersih sebesar 13 ribu megawatt dari tenaga air.
“Inilah kesempatan para investor untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia, dengan membawa investasi dan teknologi karena uangnya tidak sedikit untuk membangun ekonomi hijau di Indonesia,” tutup Jokowi.
Baca Juga: Mobil Presiden Cina dan AS: Hongqi L5 vs The Beast, Lebih Keren Mana?
ANTARA
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto