TEMPO.CO, Jakarta - Chief Executive Officer Stellantis Carlos Tavares mengingatkan banyak pabrik mobil bakal tutup apabila pasar otomotif terus mengalami penyusutan akibat harga mobil listrik yang tinggi.
"Produsen mobil akan berisiko kehilangan kekuatan harga saat pemulihan pasokan chip semikonduktor," kata Tavares di arena pameran teknologi CES 2023, Las Vegas, AS, dikutip dari Reuters hari ini, Jumat, 6 Januari 2023.
Komentar menarik bos produsen mobil Eropa Stellantis tersebut muncul seiring dengan mahalnya harga moibl listrik di pasar AS seiring kenaikan harga yang dipicu inflasi tinggi.
Bulan lalu, Stellantis memutuskan menghentikan operasi pabrik mobil di Belvidere, Illinois, AS, sampai waktu yang belum ditentukan. Ini dipicu biaya produksi yang tinggi.
Menurut Bos Stellantis Carlos Tavares, Industri otomotif harus keluar biaya 40 persen lebih tinggi untuk memproduksi mobil listrik.
"Tindakan serupa akan terjadi di mana-mana selama tingginya inflasi sebagai variabel biaya," ujar Tavares.
Sebuah survei pada September - Oktober 2022 yang digarap perusahaan konsultan Deloitte menunjukkan, banyak konsumen AS ingin membeli kendaraan listrik tapi terkendala kenaikan harga.
Survei itu menemukan hampir tujuh dari 10 calon pembeli mobil listrik di AS berharap harga mobil listrik kurang dari USD 50 ribu atau sekitar Rp 781 juta.
Bos Stellantis pun menyatakan jika pasar menyusut tentu produsen mobil tidak membutuhkan banyak pabrik mobil.
"Maka beberapa keputusan yang tidak biasa harus dibuat."
Baca: Harga Mobil Listrik Wali Kota Bogor Bima Arya
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.