TEMPO.CO, Jakarta - Atlet bulutangkis nasional Syabda Perkasa Belawa tewas dalam kecelakaan di jalan tol Pemalang, Jawa Tengah, Seninm 20 Maret 2023. Polisi menduga kecelakaan tersebut terjadi karena pengemudi mengantuk sehingga terjadi kecelakaan fatal.
Kepala Bidang Humas Polda Jateng Komisaris Besar Polisi Iqbal Alqudusy mengatakan kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 03.40 WIB di Jalan Tol KM 315, Desa Petanjungan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang.
“Dua orang meninggal dan tiga luka dalam kejadian ini,” kata Iqbal dalam keterangan tertulisnya, Senin, 20 Maret 2023.
Kronologi kecelakaan berawal ketika mobil Camry yang ditumpangi Syabda bersama empat orang lain melaju dari arah barat ke timur pada lajur kiri. Mobil yang dikemudikan pria berinisial M itu melaju dengan kecepatan di atas rata-rata.
“Diduga pengendara dalam kondisi mengantuk sehingga membentur truk Nopol AG 8711 V yang dikemudikan SA melaju searah di depannya,” kata Iqbal.
Dua orang meninggal atas nama Anik Sulistyowati, 42 tahun, dan Syabda Perkasa Belawa, 22 tahun.
Bahaya Mengantuk saat Mengemudi
Mengantuk saat mengemudi dapat menjadi awal dari microsleep. Microsleep merupakan bagian dari tidur yang tidak disengaja dalam jangka waktu singkat mulai dari 1 sampai 15 detik. Melansir dari www.sleep.org, umumnya microsleep ditandai dengan kepala yang mengangguk-angguk lalu mata mulai terkulai dan akhirnya akan tertutup secara perlahan. Faktor utama penyebab hal ini adalah kelelahan dan kurang tidur. Microsleep kerap kali terjadi ketika sore hari, di mana pada saat itu tingkat energi menurun secara alami.
Microsleep pada sebagain besar situasi akan mendatangkan konsekuensi yang besar, sedangkan dalam keadaan tertentu akan menimbulkan akibat yang signifikan. Contohnya ketika Anda sedang menjalani pekerjaan yang memerlukan fokus serta perhatian terus-menerus seperti mengemudi. Bisa dibayangkan, saat melaju kencang, lalu tertidur sekian detik, bisa menyebabkan kecelakaan fatal seperti yang terjadi pada kasus Syabda Perkasa Belawa.
Mengutip dari Verywellhealth, tidak hanya pengemudi, penumpang kendaraan pun juga berisiko mengalami cedera bahkan kematian jika sedang dalam kondisi microsleep di kendaraan. Baik kendaraan sepeda motor maupun mobil dan angkutan umum.
Seperti melansir kanal Sleep Foundation, mengemudi dalam keadaan mengantuk menjadi penyumbang utama kasus kecelakaan kendaraan. Menurut Administrasi Keselematan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) Amerika Serikat, sepanjang tahun 2017 setidaknya terdapat 91.000 kasus kecelakaan akibat pengemudi mengantuk.
Tips Menghindari Microsleep
Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan pengendara baik mobil ataupun motor sebaiknya berhenti di tempat yang aman, untuk setidaknya beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan.
Artinya jangan memaksakan diri untuk terus melaju dalam keadaan ngantuk apa lagi ditambah rasa lapar dan haus. Segera cari tempat beristirahat. Atau sekedar menggerakan badan agar aliran darah lebih lancara.
"Jangn ragu untuk segera mencari tempat berhenti yg aman dan lakukan streching ringan untuk melancarkan aliran darah," ujar dia.
Sony mengatakan, sebaiknya pastikan terlebih dulu kondisi badan sebelum memulai perjalanan, serta rencanakan di titik mana kira-kira untuk dijadikan area istirahat untuk berjaga-jaga jika rasa kantuk datang saat berkendara.
"Kenali kemampuan diri, kapan capai, kapan fresh. Serta memetakan rest point untuk istirahat," katanya.
"Namun kalau belum waktunya untuk berisitrahat, jangan ragu untuk berhenti cari tempat yang aman. Sekali lagi istirahatlah jika ngantuk mulai menyerang. Jangan dipaksakan," ujar Sony.
Pilihan Editor: Mengemudi Saat Mudik Lebaran, Pahami Bahayanya Microsleep
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.