TEMPO.CO, Jakarta - Serikat pekerja United Auto Workers (UAW) melakukan aksi mogok di tiga pabrik otomotif, yakni General Motors (GM), Stellantis dan Ford pada Jumat, 22 September 2023. Mereka bakal memperluas aksinya ke 38 fasilitas distribusi suku cadang di 20 negara bagian milik GM dan Stellantis.
UAW mengatakan bahwa para serikat pekerja tidak akan memperluas aksi mogoknya terhadap Ford. Karena menurut mereka, para pihak telah mencapai kemajuan dalam pembicaraan antara Ford dan pekerja.
Pemogokan awal dilakukan sebanyak 12.700 pekerja, lebih kecil dari perkiraan beberapa analis, dengan hanya tiga pabrik perakitan di Michigan, Ohio dan Missouri yang menjadi sasaran. Pabrik-pabrik tersebut memproduksi Ford Bronco, Jeep Wrangler, hingga Chevrolet Colorado.
Aksi mogok tersebut dilakukan untuk menuntu kenaikan upah sebesar 40 persen. “Jika mereka punya uang untuk Wall Street, mereka pasti punya uang untuk para pekerja yang memproduksi produk tersebut,” kata Presiden UAW Shawn Fain, dikutip dari Reuters.
Menurut Reuters, pemogokan di pekan pertama ini sudah memakan banyak biaya. Perusahaan konsultan ekonomi Michigan, Anderson Economic Group LLC memperkirakan total kerugian ekonomi sejauh ini mencapai lebih dari $ 1,6 miliar.
Profesor bisnis di Wayne State University, Marick Masters menilai bahwa jika pemogokan meluas hanya dalam waktu beberapa minggu, maka pemasok kecil akan tersendat. Dia memperkirakan 30 persen pemasok kecil memiliki terlalu banyak utang untuk bertahan dalam pemogokan yang berkepanjangan.
“Banyak dari mereka akan merasa sangat sulit untuk bertahan hidup. Tentu saja, mereka harus memberhentikan pekerjanya, ini hanya pertanyaan berapa lama mereka bisa hidup tanpa pendapatan,” ujar dia.
Pilihan Editor: Steward Akui Kesalahan Tak Berikan Penalti ke Max Verstappen di F1 Singapura
REUTERS
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto