TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menargetkan penjualan 200 ribu unit motor listrik bisa tercapai tahun ini. Demi terwujudnya hal tersebut pemerintah sampai melonggarkan syarat insentif potongan Rp 7 juta.
Ketua Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) Budi Setiyadi mengklaim para produsen telah siap kebanjiran orderan jika hal tersebut benar terjadi. Apalagi melihat para produsen juga mampu memproduksi sebanyak 200 ribu unit motor listrik.
"Saya sudah melakukan inventarisasi ke setiap perusahaan yang sudah masuk Sisapira, saya tanya secara kapasitas produksi sebagai contoh di tahun 2022 sampai bulan November itu mereka sampai dengan 200 ribu tapi dengan berbagai macam model," kata Budi saat dihubungi Tempo, Rabu, 27 September 2023.
Dia menambahkan saat ini terdapat sekitar 33 model motor listrik yang telah mendapat insentif. Selain itu harga yang ditawarkan juga cukup variatif mulai dari Rp 5 juta.
"Di Sisapira itu kalau dilihat ada yang harganya telah dipotong insentif menjadi Rp 6 juta namun ada juga yang diatas Rp 10 juta," lanjut Budi.
Lebih lanjut, Budi berharap masyarakat juga dapat memahami mengapa harga motor listrik cukup beragam. Menurutnya murah mahalnya dari listrik tergantung pada baterai yang dipakai.
"Masyarakat harus tahu jangan sampai beli motor listrik kaya beli kucing dalam karung jadi kalo memang mau beli harganya Rp 6-7 juta dengan baterai SLA, harus tau kualitas dari SLA itu sendiri. Kemudian harganya dipotong masih sekitar 13-15 juta tentunya bisa mendapat baterai lithium, itu juga masyarakat harus paham," ucap dia.
Budi juga mengaku saat ini tengah mendorong agar laman Sisapira tak hanya menampilkan harga. Nantinya diharapkan terdapat spesifikasi lengkap yang dapat menjadi panduan masyarakat.
"Kami harapkan juga di Sisapira itu juga akan tercantum spesifikasi dari kendaraan itu sendiri dan kemudian kelebihan serta kekurangan yang ada supaya masyarakat bisa membeli motor listrik tanpa keluhan," ujar dia.
Pilihan Editor: Motor Listrik Diklaim Mampu Tekan Polusi Udara