TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina Patra Niaga memblokir 232 ribu kendaraan se-Indonesia karena terindikasi menyalahgunakan bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Menurutnya, para pemilik kendaraan tersebut menggunakan aplikasi MyPertamina untuk mendapatkan BBM subsidi dengan cara memasukkan data yang berbeda.
"Hingga saat ini Pertamina telah memblokir hampir 232 ribu kendaraan se-Indonesia karena ketidakcocokan data antara di MyPertamina dengan di Korlantas Polri maupun Samsat," kata Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan, dikutip dari situs berita Antara pada hari ini, Jumat, 24 November 2023.
Pertamina sendiri akan terus memaksimalkan sistem kode batang atau barcode dalam pembelian BBM di SPBU. Jika datanya terindikasi tidak cocok, maka data kendaraan tersebut akan diblokir.
Selain itu, Pertamina akan berkoordinasi dengan Korlantas Polri untuk memperkuat sistem pengawasan menggunakan barcode. Apabila kendaraan tidak terdata atau terdaftar di kepolisian, maka Pertamina tidak akan mendaftarkan kendaraan tersebut di aplikasi MyPertamina.
"Yang kami layani adalah kendaraan yang sudah bayar pajak," ucap Riva.
Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade mengungkapkan bahwa pengawasan terhadap pasokan BBM hingga konsumen nakal tidak hanya menjadi tanggung jawab satu instansi saja. Permasalahan tersebut perlu diselesaikan bersama.
Dia juga mengatakan bahwa pasokan BBM secara nasional di tahun ini terdapat pengurangan dibandingkan tahun 2022. "Jadi memang kuota tahun ini agak kecil dibandingkan 2022. Insya Allah kuota tahun 2024 menjadi 18,9 juta," ujarnya.
DICKY KURNIAWAN | ANTARA
Pilihan Editor: Pertamina Lubricants dan Semen Indonesia Kolaborasi Kembangkan Pelumas Industri
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto