TEMPO.CO, Chanzhou, Cina - Produsen otomotif raksasa asal Cina, BYD (Build Your Dreams), memiliki pabrik perakitan canggih di kawasan industri Changzhou Airport Industrial Park, Changzhou, Cina. Ini adalah dari satu dari total delapan pabrik BYD yang disebut "Megafactory".
Pabrik ini digunakan untuk merakit dua model mobil listrik populer, BYD Seal dan BYD Dolphin. Dalam sehari, pabrik ini mampu merakir 1.200 unit mobil listrik.
Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao, mengatkaan bahwa pabrik Changzhou merupakan salah satu aset terpenting yang dimiliki BYD karena merupakan landasan komitmen keberlanjutan BYD.
"Pabrik ini memiliki kemampuan untuk membuat komponen hingga perakitan yang memungkinkan BYD memproduksi kendaraan energi terbarukan (New Energy Vehicle/NEV) dengan kualitas tinggi dan biaya yang terjaga," kata Zhao.
Pabrik Changzhou didirikan pada tahun 2019 dengan luas area 11.600 meter per segi. Mulai 2021, pabrik ini memproduksi kendaraan dengan e-platform melalui model Seal dan Dolphin.
Pabrik ini memiliki empat aera utama, yaitu stamping, welding, assembly, dan painting. BYD mengklaim pabrik ini menggunakan mesin yang didesain sendiri untuk mencapai efisiensi 50 persen lebih tinggi dibanding pabrikan otomotif Cina lainnya. Efisiensi produksi salah satunya diterapkan dengan sistem otomatisasi hingga 95 persen dari total proses dalam kebutuhan tertentu.
Pada area stamping, sistem otomatisasi berperan untuk memproduksi panel body atau struktur badan mobil. Di area welding, terdapat 477 tenaga robot dari 1.000 lebih unit robot yang ada di dalam pabrik.
Kecanggihan lain yang juga diimplementasikan pada area welding adalah adanya teknologi robotic welding yang menghasilkan tingkat kerapatan pengelasan rangka dengan lebih mulus.
Hal ini menjadi salah satu faktor yang membuat Atto 3 mendapatkan NCAP (New Star Assessment Program) 5 star.
Sementara itu pada area assembly, salah satu sistem otomatisasi diterapkan untuk menyamakan waktu penyatuan rangka mobil, platform, dan baterai secara bersamaan.
Head of Marketing Communication BYD Motor Indonesia, Luther Panjaitan, mengatakan bahwa masing-masing area tersebut memiliki tim riset dan pengembangan sendiri untuk melakukan berbagai pengecekan yang diperlukan. Misalnya, pengecekan dan penelitian kesalahan atau kerusakan pada area stamping, pengecekan dengan sampel acak untuk melihat potensi kesalahan presisi pada area welding, dan pengecekan dengan sampel acak akan potensi kesalahan produksi pada area assembly.
“Pada dasarnya, Industri otomotif terdiri dari dua bagian penting, yaitu manufaktur dan distribusi. Keunggulan teknologi yang diperlihatkan melalui salah satu pabrik kami yang berada di Changzhou ini, menjadi wujud kesiapan BYD dalam menyediakan dan memenuhi kebutuhan pasar melalui fasilitas produksi yang unggul dan massal,” kata Luther.
Kapasitas Produksi 2023 Tertinggi
Pabrik ini memiliki kapasitas produksi mencapai 300 ribu unit kendaraan enegri terbarukan per tahun. Kapasitasnya bisa ditambah untuk menyesuaikan permintaan pasar.
Dari total produksi delapan pabrik BYD pada tahun 2023, BYD telah mencatatkan rekor produksi mobil listrik baterai dan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) sebanyak 6 juta unit yang didistribusikan secara global.
Sejak tahun 2008 hingga semester pertama tahun 2023, BYD telah mencapai total penjualan sebanyak 1,25 juta unit kendaraan dan berada pada peringkat sepuluh produsen mobil terbesar di dunia.
Prestasi ini juga mencakup unit ekspor kepada lebih dari 70 negara. Pada tahun 2024, BYD akan memasukkan Indonesia ke dalam peta visi ekosistem tanpa emisi yang dimulai dengan memperkenalkan tiga model NEV.
“Kami ingin mensinergikan dedikasi BYD pada bumi dengan komitmen Indonesia menuju Net Zero Emission. Kami melihat besarnya potensi sinergi ini dari peningkatan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Dengan pertimbangan konsumen yang semakin cerdas, kami yakin BYD akan diterima dengan baik dan menjadi pilihan utama konsumen di Indonesia,” ujar Zhao.
Pilihan Editor: BYD Siap Bekerja Sama Bangun Infrastruktur Kendaraan Listrik di Indonesia
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto