TEMPO.CO, Jakarta - Penurunan tekanan udara ban atau biasa disebut bocor alus membuat ban motor tidak lagi memiliki kekuatan penuh untuk beroperasi. Setiap pengendara punya cara berbeda dalam menghadapi kondisi tersebut, ada yang tetap dipaksa berjalan dan ada juga yang langsung ditanggulangi.
Melansir laman Wahana Honda hari ini, Senin, 29 Januari 2024, kondisi ban motor yang bocor alus, jika terus dipaksakan berjalan dapat berdampak buruk. Pada tipe ban yang menggunakan ban dalam, ban yang dipakai saat kondisi kempis, akan merusak pentil bahkan kemungkinan terburuknya dinding ban akan robek dan harus diganti dengan yang baru.
Sebab, pentil pada ban yang menggunakan ban dalam dibuat menyatu, beda dengan pentil ban tubeless yang mengikat di velg. Khusus yang masih pakai pentil tibe, sesungguhnya tekanan angin tidak boleh berkurang, sebab jika digunakan terus menerus, bisa mengakibatkan katup di pentil copot atau malah robek dari ban dalam.
Pentil ban bisa robek karena posisi pentil tidak tegak, sehingga, saat dipakai jalan, bagian bawah pentil yang menyambung ke ban dalam tidak mampu menahan beban dan robek. Pada saat tekanan udara kurang, dilarang juga mengangkut beban berat karena posisi pentil ikut miring dan bisa membuat pentil lepas dari ban dalam.
Di saat tekanan udara ban motor terus berkurang, sebaiknya jangan dipaksa untuk dikendarai. Tambah tekanan udara pada ban sesuai ketentuan yang direkomendasikan pabrikan, lalu jangan lupa memakai tutup pentil karena berfungsi menjaga ban tidak mudah bocor.
Untuk merawat ban tetap dalam kondisi prima dan tidak bocor alus, selalu periksa kondisi ban sebelum memulai perjalanan. Bisa juga lakukan perawatan berkala di bengkel resmi untuk selanjutnya juga dilakukan pemeriksaan pada bagian ban.
Pilihan Editor: Baterai LFP Bisa Didaur Ulang, Pengamat: Tapi Tidak Ekonomis
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto