TEMPO.CO, Jakarta - Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) diperkirakan musim hujan di beberapa wilayah akan berakhir dengan rentan waktu yang berbeda. Menuju musim kemarau, transisi musim hujan akan terjadi sampai akhir Maret 2024.
Akhir musim hujan tersebut secara bertahap kemungkinan terjadi pada bulan April, Mei, dan Juni, bulan-bulan itu menjadi transisi awal musim kemarau. Perkiraan ini juga menandakan bahwa sebagian besar wilayah di Indonesia akan mengalami kemunduran jadwal musim kemarau, jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Akibatnya sampai saat ini beberapa wilayah masih dilanda hujan deras, bahkan sampai mengakibatkan banjir.
Adapun beberapa wilayah yang akhir musim hujannya diperkirakan mundur adalah sebagian Sumatera Utara, sebagian Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, DIY, dan Jawa Timur. Selain itu, hal ini juga terjadi di sebagian besar Kalimantan, sebagian Bali, NTB, sebagian NTT, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Tengah, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah dan sebagian Maluku.
Sebelumnya, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, A. Fachri Radjab, menyebutkan bahwa musim kemarau di Indonesia diprediksi akan terjadi pada Mei-Juni 2024. Meski begitu, beberapa wilayah telah mulai memasuki periode kemarau meski di sebagian wilayah yang lain masih menjalani puncak musim hujan.
“Beberapa daerah yang sudah memasuki masa kemarau, seperti Aceh, Sumatera Utara bagian timur, dan Riau. Karena di wilayah itu memang terjadi dua kali musim hujan, dan saat ini sudah masuk musim kemarau,” kata Fachri dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024 , yang disiarkan langsung akun YouTube Kementerian Dalam Negeri, 5 Februari 2024.
Selain itu beberapa wilayah juga akan mengalami cuaca ekstrem karena diperkirakan hujan deras terus-menerus masih akan terjadi. Hal ini cukup mengkhawatirkan apalagi sebentar lagi menjadi waktu mudik lebaran bagi sebagian besar masyarakat. Bagi pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi harus mewaspadai kondisi aquaplaning saat sedang dalam perjalanan, terutama ketika hujan. Apa itu aquaplaning?
Dikutip dari Continental Tires, aquaplaning yang juga dikenal sebagai hydroplaning merupakan fenomena berbahaya yang terjadi ketika ban kendaraan kehilangan sentuhan dengan permukaan jalan karena adanya genangan air. Hal ini sering terjadi saat kondisi basah atau hujan ketika air di jalan menggenang yang membuat mobil terasa lebih cepat dibandingkan kemampuan ban untuk mengendalikannya. Akibatnya mobil bisa saja tergelincir dan kesulitan melaju.
Jalanan pasti akan cenderung licin saat hujan, kondisi ini menyebabkan aquaplaning yang dapat mengurangi kemampuan ban dalam mengendalikan mobil di jalan, menyebabkan hilangnya kendali dan peningkatan jarak pengereman. Tak jarang banyak temuan kasus kecelakaan akibat kondisi aquaplaning. Karena itu, penting memahami dan menyadari bahaya aquaplaning untuk keselamatan berkendara dalam kondisi jalanan yang basah.
Faktor-faktor penyebab
Aquaplaning terjadi ketika tekanan air di depan ban meningkat lebih cepat daripada kemampuan untuk mencengkram. Hal ini menyebabkan terbentuknya lapisan air tipis di antara ban dan jalan, sehingga mengakibatkan hilangnya traksi. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya aquaplaning antara lain kecepatan kendaraan yang tinggi, ban yang aus dengan kedalaman tapak yang berkurang, kenaikan ban yang tidak tepat, dan kondisi jalan dengan drainase yang buruk.
Tips mencegah aquaplaning
Meskipun hydroplaning atau aquaplaning ini tidak dapat sepenuhnya dihindari, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risikonya, seperti:
- Pastikan ban dalam kondisi baik dan memiliki kedalaman tapak yang memadai.
- Pertahankan kenaikan angin di dalam ban yang tepat sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
- Berkendaralah dengan kecepatan yang aman dan wajar, terutama dalam kondisi basah, dan hindari manuver yang tiba-tiba atau kasar.
- Tingkatkan jarak berikut antara kendaraan dan kendaraan di depan untuk memberikan lebih banyak waktu untuk bereaksi.
- Hindari menggunakan cruise control saat cuaca basah
Dikutip dari Elite Garages ada beberapa tanda-tanda mobil mengalami aquaplaning, antara lain sebagai berikut:
- Peningkatan kebisingan mesin mobil karena tiba-tiba menjadi lebih keras
- Rasanya seperti menurunkan gigi saat mengemudi dengan kecepatan karena putarannya cenderung meningkat
- Kemudi terasa 'lebih ringan'
- Bagian belakang mobil mulai melayang dari sisi lain (fishtailing)
SAVINA RIZKY HAMIDA | RADEN PUTRI | MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan Editor: 3 Tanda Mobil Mengalami Aquaplaning dan Cara Menghadapinya