TEMPO.CO, Jakarta - Marc Marquez memiliki kenangan indah dengan Sirkuit Motegi pada 2016. Saat itu, dia berhasil menang dan mengukuhkan juara dunia ketiganya di MotoGP. Ia mengatakan, tahun ini, banyak tanda tanya siapa pembalap terkuat di trek.
"Motegi pada masa lalu adalah salah satu sirkuit yang membuat saya sedikit berjuang, tapi tahun lalu saya merasa sangat hebat di sana. Saya naik begitu konsisten dan cepat," kata Marquez.
Baca: 2019, Adik Marc Marquez Hijrah ke MotoGP Bersama Marc VDS?
Dia pun merasa bingung dengan performa ban Michelin yang dianggap biangnya. "Kita akan lihat tahun ini. Tahun ini adalah tanda tanya. Austria adalah sirkuit yang saya perkirakan banyak kesulitan, tapi saya justru bisa di depan. (Di Aragon), saya berharap bisa benar-benar nyaman, bahkan dengan kemenangan. Jadi saya harap Motegi pada Jumat nanti kita bisa mendapat setelan bagus pada putaran pertama," ujarnya.
Marquez mengatakan kemenangannya di Aragon memberikan ruang untuk sedikit bernapas. "Menang (di Aragon) juga penting karena lawan utama kejuaraan kehilangan beberapa poin. Kami membuka keuntungan kecil. Sangat penting untuk tiba di Jepang dengan keuntungan yang sangat kecil," ucapnya.
Saat ini, Marquez memimpin klasemen dengan selisih 16 poin dari Andrea Dovizioso dan 28 poin di atas Maverick Vinales. Ia merasa lebih baik setelah seri di Montmelo.
"Tapi sejak Montmelo semua kondisi di sirkuit berbeda, kita ada di sana. Kami akan berusaha tetap fokus, menjaga mentalitas dan kecepatan yang sama untuk balapan berikutnya," tuturnya.
Baca: Alasan Yamaha MotoGP Tak Ada Team Order untuk Rossi dan Vinales
Sejak Catalunya, Marc Marquez telah memanfaatkan sepenuhnya ban depan baru Michelin dengan tipe yang lebih keras, yang telah tersedia sejak MotoGP Mugello. Ban tersebut telah membantunya menghadapi masalah selama ini. Ia pun bisa nyaman dengan ban baru tersebut.