TEMPO.CO, Jakarta - Kepergian dr Burhan Samin pada 17 Juni 2018 lalu di Napoli, Italia, memberikan duka yang mendalam bagi keluarga.
Burhan merupakan seorang dokter dan sekaligus dosen Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia (UMI), Medan, Sumatera Utara. Tidak hanya itu, korban juga merupakan seorang aktivis sosial yang banyak bergerak untuk kemanusiaan.
Kepergian korban tentunya sangat membekas di hati keluarga, kerabat, dan masyarakat, terutama bagi Hendy Million Samin, putra almarhum yang juga berprofesi sebagai dokter.
Baca: Wah, Ferrari 458 Ini Hancur Beberapa Menit Setelah Disewa
Hendy mengatakan bahwa dr Burhan adalah sosok ayah yang baik. “Kemarin itu tujuan utama ayah pergi ke Napoli, Italia adalah untuk berlibur bersama keluarga,” kata Hendy saat dihubungi Tempo, Senin, 25 Juni 2018.
Menurut Hendy kejadian bermula saat seharusnya penumpang menaiki kapal terlebih dahulu, baru kemudian kendaraan boleh masuk. Namun, saat insiden itu terjadi ada mobil yang tiba-tiba nyelonong masuk kapal.
Mobil yang dikemudikan oleh salah seorang penumpang kapal itu terjatuh dan menimpa beberapa penumpang di bawahnya, termasuk Burhan Samin. Hendy mengaku tak mengetahui merek mobil yang menimpa ayahnya.
“Ada dua orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang tertimpa mobil di kapal itu. Ayah saya termasuk tertimpa bagian mobil yang paling parah sehingga langsung meninggal di tempat,” ujarnya.
Baca: Franz Wang DFSK: Pasar SUV Bakal Melampaui MPV
“Rencananya almarhum ingin mengajak keluarga untuk liburan ke Italia dan Yunani. Belum sempat ke Yunani musibah menimpa keluarga kami di Italia. Kami pergi sekeluarga bersama ibu dan saya. Kakak saya (Margaret) tidak ikut,” tuturnya.
Hendy sangat menyayangkan kejadian yang menimpa keluarganya di Italia belum ada kejelasan. “Sebagai korban dari kelalaian keamanan di kapal Italia tentunya kami sangat mengharapkan keadilan untuk musibah yang menimpa keluarga kami,” ujarnya.
Meskipun saat ini Hendy lebih fokus kepada penghormatan terakhir dan fokus untuk pemakaman ayahnya. Ia berharap ada tanggung jawab dari pihak yang terlibat dalam kecelakaan ini.
Ia juga mengungkapkan bahwa belum ada kejelasan siapa yang harus bertanggung jawab terhadap kejadian ini. Pasalnya, pihak kepolisian di Italia baru menghubungi Hendy dua hari setelah kejadian dan belum ada perkembangan.
Untungnya, kata Hendy, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Italia banyak membantu keluarganya. Baik itu selama proses mengurus kejadian yang menimpanya di Italia dan selama proses mengurus kepulangan jenazah ke Indonesia.
Jenazah dr Burhan Samin tiba di Medan hari ini, Senin, 25 Juni 2018, sekitar pukul 12.00 WIB menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Dan rencananya akan dikebumikan pada hari Rabu, 27 Juni 2018.