TEMPO.CO, Surabaya - Marketing and After Sales Service Director Honda Surabaya Center (HSC) main dealer mobil Honda Jatim, Bali Dan Nusa Tenggara, Wendy Miharja mengatakan pasar penjualan mobil di Jawa Timur masih stabil dan tak terpengaruh pelemahan rupiah atas dolar AS. "Memang ada kenaikan, tapi hanya di kelas Completely Built Up (CBU) atau mobil yang dirakit di luar negeri. Dan di Honda, mobil CBU tak terlalu banyak, hanya Accord, City, Civic, Civic Hatchback, Odyssey dan Type R," kata Wendy di Surabaya, Sabtu 15 September 2018.
Baca: Honda City Terbaru Meluncur pada 2020, Tambah Bongsor
Sisanya, kata dia, untuk segmen Completely Knock Down (CKD) atau yang dirakit di dalam negeri belum ada perubahan. "Mobil kelas CBU naiknya berada di kisaran Rp5-9 juta dari harga biasa. Dan kenaikan ini tak akan terasa bagi konsumen kelas atas tentunya," katanya.
Bahkan, Wendy menyebut secara umum pasar penjualan mobil di wilayahnya mengalami kenaikan 8,8 persen sejak Januari hingga Agustus 2018 di semua segmen dibanding bulan yang sama tahun 2017, seperti mobil penumpang, atau LCGC dan lainnya.
"Market otomotif di Jatim masih sangat baik melihat peningkatan secara umum market share otomotif kami di Jatim. Dan kami optimistis kondisi ekonomi saat ini jauh lebih kuat dibanding tahun 1998 dan 2008," katanya.
Baca: Rupiah Loyo, Honda Akan Naikkan Harga Mobil Jika
Dengan stabilnya pasar mobil di Jatim, Wendy menargetkan adanya tambahan penjualan sebesar 500 unit di ajang pameran mobil Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 yang digelar sembilan hari dari tanggal 15-23 September 2018 di Grand City Convex Surabaya.
"Tema Honda di GIIAS Surabaya Auto Show 2018 adalah 'accelerating innovations'. Dan target 500 unit adalah sama seperti GIIAS tahun lalu, namun kami harapkan ada sedikit kenaikan," katanya.
Ia mengaku sangat optimitis, mampu menjual 500 unit lebih selama pameran, karena masih baiknya kondisi ekonomi nasional.
ANTARA