TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini ramai aksi jambret nekad hingga menyebabkan korban meninggal dunia. Sialnya, aksi jambret ini banyak menimpa pengendara sepeda motor. Lalu bagaimana agar pengendera sepeda motor, terutama pembonceng agar terhindar dari aksi jambret?
Pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan bahwa masalah di jalan bukan hanya dari ketidaktertiban dalam berlalu lintas, tapi juga masalah security atau keamanan di jalan.
Baca: 9 Tip Aman Berkendara Saat Hujan
“Ketika di jalan raya setiap orang pasti merencanakan perilaku, termasuk rute perjalanan hingga atribut atau cara berpakaian. Mengenai cara berpakaian jangan pakai yang mencolok sehingga menarik perhatian para pelaku kriminal,” katanya kepada Tempo pada Selasa, 18 September 2018.
Dari atribut, lanjut dia, dibagi menjadi tiga aspek yang sering menjadi incaran pelaku kriminal. Pertama adalah aspek usia, anak-anak atau remaja. Kedua aspek gender, dalam hal ini wanita cenderung lebih sering menjadi incaran. Ketiga aspek penggunaan perhiasan dan handphone yang terlihat mencolok.
Dalam menanggapi ketiga aspek tersebut, yang perlu dilakukan menurut Jusri agar terhindar dari tindak kejahatan kelompok kriminal di jalan adalah menghindari penggunaan barang-barang yang terlihat menarik atau mencolok sehingga mengundang pelaku kriminal. Misalnya seperti tas selempang bisa ditempatkan di bagasi. “Kalau motor tidak ada bagasi pakai jaket yang sedikit longgar untuk menutupi tas,” ujarnya.
Baca: Tip Berkendara, Pastikan Kondisi Ban Aman
Jusri juga menyarankan agar tidak menggunakan pakaian yang menunjukkan gender, misalnya pakai high heels saat berkendara dengan sepeda motor.
Selanjutnya, jangan menggunakan perhiasan berlebihan, apalagi sampai terlihat. Jusri menilai pelaku kriminal tidak segan untuk menarik atau bahkan merampas barang milik korban.
Berikutnya adalah mencari rute yang tingkat kriminalnya rendah. Bisa dicari tahu melalui media, internet, atau teman tentang rute mana yang aman untuk dilewati meskipun itu lebih jauh atau harus memutar.
Jusri menambahkan, ketika ada kejahatan jambret atau bahkan begal menimpa diri, ancaman untuk kehilangan properti atau barang jauh lebih baik dibandingkan nyawa. “Lebih baik memberi barang tersebut dan jangan buat pelaku begal panik yang menyebabkan pelaku berbuat nekat,” ujarnya.