TEMPO.CO, Jakarta - PT Sokonindo Automobile atau DFSK belum tertarik masuk ke pasar mobil MPV yang paling laris di Indonesia. Pabrikan asal Cina ini masih mengandalkan Glory 580 sebagai pendorong penjualan kendaraan penumpang. Pabrikan ini juga enggan terjun di pasar city car.
Co-CEO PT Sokonindo Automobile Alexander Barus mengatakan, DFSK pada tahun pertama fokus untuk menyiapkan jaringan diler dan memantapkan penjualan Glory 580. Tahun depan, Glory 580 diharapkan sudah bisa menjadi salah satu produk yang diekspor ke beberapa negara Asean. "Belum, SUV kami sebenarnya juga city car bisa dipakai sebagai kendaraan perkotaan. Untuk MPV belum karena kami ingin matangkan dulu di SUV dan kendaraan komersial," ujarnya kepada Bisnis belum lama ini.
Baca: DFSK Targetkan Ekspor 12.000 Unit ke Thailand dan Vietnam
Seperti diketahui, pasar multipurpose vehicle (MPV) merupakan salah satu pasar paling gemuk dan paling ketat persaingan antara produsen otomotif. Segmen MPV sejak lama telah menjadi kendaraan pilihan konsumen Indonesia karena kemampuan sebagai kendaraan penumpang yang mampu mengangkut lebih banyak orang.
Pada tahun pertama kehadiran di Tanah Air, DFSK baru memasarkan dua produk yakni pikup Super Cup dan sport utility vehicle (SUV) Glory 580. Penjualan kedua produk itu tercatat cukup positif hingga kuartal III/2018.
Pengiriman kendaraan DFSK ke diler hingga September 2018 tercatat sebanyak 874 unit, sementara pada 2017 baru sebanyak 53 unit. Pilihan DFSK untuk belum masuk ke pasar multi purpose vehicle (MPV) disebut sebagai bagian dari strageti menguatkan produk SUV sekaligus untuk menyasar pasar ekspor.
Alex menuturkan, DFSK masih akan menguatkan jaringan purnajual dengan target sebanyak 50 diler 3S pada akhir tahun ini. Kehadiran makin banyak diler diharapkan dapat mendukung kinerja penjualan DFSK karena mayoritas kendaraan DFSK dipilih sebagai kendaraan kedua atau ketiga konsumen.
Baca: Perluas Jaringan, DFSK Buka Dealer 3S di Yogyakarta
Sembari menguatkan Glory 580 di pasar domestik, DFSK paparnya, mengincar pasar ekspor ke negara Asean yang direncanakan dapat dilakukan pada semester I/2018. DFSK mengklaim telah melakukan penjajakan ke beberapa negara Asean dan mendapatkan respon yang sangat positif.
Dia menjelaskan, langkah pertama yang harus dilakukan DFSK ialah meningkatkan tingkat kandungan lokal ke level lebih dari 40 persen sehingga bisa mendapatkan keringanan bea masuk ke negara Asena. Hingga sejauh ini, penggunaan konten lokal pada kendaraan DFSK masih pada kisaran 25 persen. "Sudah dilakukan penjajakan, kami harapkan bisa ekspor tahun depan sehingga kami harus menguatkan konten lokal," ujarnya.