TEMPO.CO, Tangerang - Tren kendaraan listrik makin mendekati eranya di Indonesia. Untuk menuju ke sana Indonesia masih terhalang dengan bahan utama kendaraan listrik yakni baterai. Namun saat ini ternyata sudah ada dua perusahaan besar yang mau bangun pabrik baterai di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), Harjanto, saat ditemui dalam arena Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2019 di ICE BSD, Tangerang, Rabu 24 Juli 2019.
Ia menyebut ada dua pabrikan yang sudah berencana ikut mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia dengan membangun pabrik baterai. Sayangnya, Harjanto masih enggan menyebut dua pabrikan tersebut.
"Beberapa industri memang sudah menyatakan niatnya, namun belum commited. Dia sudah menunjukkan inisial intentionnya untuk bangun pabrik di dalam negeri. Saya tidak mau sebut siapa, karena dia belum mau declare," ujar Harjanto kepada wartawan.
Bukan hanya pabriknya, bahan baku baterai juga rencananya akan dibuat di Indonesia. Mengingat bahwa Indonesia sebenarnya punya kekayaan alam untuk dijadikan bahan baku baterai.
Harjanto pun menyebut pemerintah Indonesia terus mendorong para investor dari beberapa negara di Asia untuk ikut mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia.
"Kami sekarang sudah masuk situ, ada dua pabrik besar rencananya bahan bakunya dibuat di dalam negeri, di Morowali dan satunya di Pulau Weda. Fasilitas untuk menghasilkan bahan baku baterai.Nah pabrik baterai ini sedang kami dorong, industri yang besar-besar mainnya kan cuma sedikit mungkin Asia, Cina, Korea, Jepang, mungkin ada Taiwan, ini yang kita dorong untuk masuk," katanya.
Di luar itu, Harjanto juga memastikan jika alur tren kendaraan listrik langsung menuju ke mobil listrik murni, Indonesia dipastikan sudah siap
"Kami kan membangun industri otomotif tidak hanya untuk dalam negeri, tapi juga ingin ekspor. Nah kami lihat pasar ekspor jalannya ke mana. Kalau nanti lebih ke BEV (Battery Electric Vehicle), kami sudah siap," ujarnya.