TEMPO.CO, Jakarta - Esemka Bima menuai sindiran disebut mirip dengan mobil Cina, namun di luar itu kehadiran Esemka dianggap menguntungkan untuk industri otomotif Tanah Air. Seperti yang disampaikan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Harjanto, hadirnya Esemka menunjukan kemajuan industri otomotif Indonesia.
Soal tingkat komponen dalam negeri (TKDN) ada dalam produk Esemka. "Ini menurut saya merupakan sebuah kemajuan yang dibuat oleh pemain lokal dan begitu juga brand-brand yang ada di dalam negeri mereka juga sekarang berupaya untuk memaksimalkan pengguanaan komponen lokal," ujar Harjanto kepada wartawan, di Makassar, Selasa 10 September 2019.
Baca Juga:
Selain itu, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi menambahkan, dengan Esemka yang melakukan pengembangan produknya di dalam negeri, manfaatnya juga akan didapatkan oleh Indonesia.
Karena yang namanya produksi di dalam negeri maka akan mendatangkan investasi, lalu penyerapan tenaga kerja, sampai ke defisa negara. Selain itu Nangoi juga berharap nantinya Esemka bisa diekspor.
"Karena buat saya yang namanya produksi di Indonesia ada yang namanya invenstasi, setelah investasi ada yang namanya penyerapan tenaga kerja, kemudian tidak ada pelarian defisa, karena kalau kira perlu mobil langsung dibikinnya di Indonesia," tambah Nangoi.
"Nah mudah-mudahan ini bisa berkembang lebih baik lagi suatu saat bisa diekspor itu tujuan utamanya," ujarnya.
Sebagai informasi, sebelumnya Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menyebut bahwa 12 model mobil Esemka sudah lolos menjalani uji tipe di Kementerian Perhubungan. Saat ini Esemka sendiri baru meluncurkan model pikapnya yakni Esemka Bima 1.2 dan 1.3.