TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebuah mobil klasik Amerika, Chevrolet Fleet Master, tampak gagah di tengah kepungan puluhan mobil kuno yang mejeng di ajang Hot Rod Weekend Party (HWP) 2019, di Yogya Minggu 10 November 2019.
Mobil rilisan tahun 1948 berbodi bongkok dengan moncong khas depan menonjol panjang itu, tambah tampak sangar dengan balutan body warna cokelat matte-nya.
Saat baru datang di acara yang digelar komunitas pecinta mobil kustom Amerika di Yogya, Hotrodiningrat tersebut, mobil milik warga Magelang Jawa Tengah, Heru Sasongko itu langsung jadi pusat perhatian.
"Saya dapat mobil ini dari Aang Harmoko (Hotrodiningrat), infonya sempat disimpan juga di Museum Cikunir, " ujar Heru ditemui Tempo di acara HWP yang dipusatkan di area parkir Hotel Melia Purosani Yogya itu Minggu, 10 November 2019.
Museum Cikunir yang dimaksud Heru merujuk Cassic Car Museum Cikunir, Jawa Barat, yang merupakan museum pribadi seorang pecinta mobil antik. Museum itu sendiri dikenal memiliki puluhan koleksi mobil klasik mulai dari era pra-Perang Dunia hingga Pasca-Perang Dunia II.
Heru mendapatkan mobil itu saat kondisinya masih cukup baik. Mesinnya pun masih bawaannya riga kecepatan, 3800 cc. Saat hendak membelinya, Heru mengaku membawa sendiri aki dari rumahnya untuk mengetes mesin pada mobil yang awalnya hanya dionggokkan di gudang rumah si penjual.
Heru pun takjub. Sebab meskipun mobil itu dongkrok lama, tak pernah dilakukan tap oli, namun mobil itu setelah dibersihkan dan dipasang aki lalu dihidupkan mesinnya langsung bisa menyala.
Heru mengaku hanya melakukan pembaharuan pada cat body, mengganti velg dan pembenahan kaki kaki serta chrome di beberapa bagian eksterior.
Heru menuturkan dari informasi yang diperolehnya, saat mobil itu masih berada di Museum Cikunir disimpan terpisah dalam ruang tersendiri bersama sebuah Jeep Willis.
Di dalam ruang itulah, ujar Heru, ada sebuah keterangan yang mengatakan jika dulu mobil Chevy yang hanya diproduksi mulai 1946-1948 itu sama popularitasnya dengan sedan bongkok seperti yang pernah menjadi tunggangan favorit perwira penting Sekutu, Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby atau dikenal Jenderal Mallaby.
Mallaby sendiri meninggal dunia di Surabaya pada 30 Oktober 1945 pada umur 45 tahun setelah sebuah granat yang dilemparkan ke dalam mobil yang ditungganginya meledak.
Tewasnya Mallaby memicu pecahnya Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Dari berbagai kabar saat itu Mallaby menunggangi mobil Amerika rilisan 1939, Buick Eight.
Adapun Chevy Fleet Master Heru sendiri diproduksi tahun 1948, atau tiga tahun setelah tewasnya Mallaby.
“Warna asli mobil ini hijau militer, lalu saat saya beli langsung saya cat cokelat,” ujarnya.
Berapa Heru harus menebus Chevrolet yang disebut sebut populasinya bisa dihitung jari di Indonesia itu? “Saya tukar Toyota Kijang Innova baru tambah uang Rp 20 juta untuk beli mobil ini,” ujarnya terkekeh.
Dalam ajang itu ada pula sebuah sedan klasik langka yang bentuknya nyaris serupa Chevy Fleet Master itu yakni Cadillac 1953 yang dimiliki warga Surabaya.
Anggota komunitas Hotrodiningrat, yang menjadi panitia ajang itu, Andry menuturkan, Cadillac lawas yang tampak terawat baik itu menjadi satu yang menempati kasta tertinggi mobil Amerika.
“Ibaratnya mobil sekarang, jika Chevrolet itu Kijang Innova, Cadillac itu Lexus nya. Di era itu Cadillac menjadi mobil yang sangat mahal, tapi bukan berarti tak ada yang beli,” ujarnya.
Sebagi pegiat Hot Rod, Andry menuturkan, sebuah Cadillac 1968 saja yang masih terjaga orisinilitasnya dan terawat pernah terjual hingga Rp 2 miliar.
“Tapi mobil klasik dengan tahun lebih tua bukan berarti juga lebih mahal, tergantung keorisinilan, kondisi dan lainnya. Tapi yang jelas, pasarannya di atas Rp 700 juta untuk Cadillac,” ujarnya.