TEMPO.CO, Jakarta - PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) melalui penyediaan unit Outlander PHEV untuk kegiatan tanggap bencana dan berbagai kegiatan kemanusiaan lainnya.
Kerja sama ini didasari oleh kemampuan Outlander PHEV yang dapat digunakan untuk menerjang medan berat karena didukung teknologi SUV dan sistem penggerak empat roda (4WD).
Advisor Product Strategy Division PT MMKSI, Yuta Yamashita, mengatakan bahwa Outlander PHEV yang dipasarkan di Indonesia juga memiliki kemampuan sebagai sumber listrik untuk keadaan darurat. Dia menjelaskan bahwa Outlander PHEV bisa memberikan tenaga listrik cadangan (discharging ability) hingga 1.500 Watt untuk keadaan darurat.
“Kemampuan ini diharapkan dapat menjadi bagian dalam upaya penanggulangan bencana yang dilakukan PMI,” ujar Yamashita di sela-sela peresmian quick charger di Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Selasa, 26 November 2019.
Tenaga listrik cadangan hingga 1.500 Watt itu dapat digunakan untuk menyalakan lampu, perlengkapan memasak, pengering rambut, kulkas dan lainnya.
Kelebihannya lagi, Outlander PHEV ini juga dapat digunakan untuk memberi pasokan listrik hingga 10 hari untuk penggunaan alat rumah tangga. Atau sebagai pengganti genset di saat darurat.
Untuk mengemudi dengan tenaga listrik, kendaraan digerakkan oleh motor dari baterai listrik yang diisi menggunakan charger (plug-in).
Pengemudi dapat menjalankan kendaraan dengan hanya menggunakan listrik sehingga konsumsi bahan bakar sama sekali nol dan emisi gas buang pun nol.
Kendaraan ini dapat berjalan sejauh kurang lebih 55 kilometer dengan hanya menggunakan tenaga listrik.
Sebaliknya, untuk mengemudi dengan mode hybrid, mesin akan menghasilkan listrik dan akan dikirim ke baterai secara otomatis meskipun baterai berada di level rendah sekalipun.
Mesin dapat menggerakkan roda secara langsung pada saat membutuhkan tenaga yang lebih. Saat mode hybrid aktif dan tanpa baterai sekalipun, Outlander PHEV diklaim mampu melaju lebih dari 550 kilometer.
Dalam hal isi ulang baterai, lanjut dia, Outlander PHEV dapat menggunakan dua jenis pengisi daya.
Pertama adalah menggunakan pengisi daya normal atau AC, yang membutuhkan waktu 4,5 jam untuk pengisian baterai sampai kapasitas 100 persen. Alat ini biasanya digunakan untuk pengisian daya di rumah (charger termasuk dalam paket pembelian).
Kedua adalah pengisi daya cepat atau DC, yang membutuhkan waktu 25 menit untuk pengisian baterai sampai kapasitas 80 persen.
Sementara pengisi daya cepat (DC), pada dasarnya dipasang di area publik, dan Mitsubishi sekarang sedang mempersiapkan pemasangan quick charger Mitsubishi Outlander PHEV di sejumlah titik. Satu di antaranya adalah yang dipasang di parkiran Plaza Senayan, Jakarta.