TEMPO.CO, Beijing - Produksi kendaraan ringan di Cina diperkirakan turun 11,5 persen tahun ini menjadi sekitar 21,6 juta kendaraan akibat wabah corona. Kabar baiknya, produksi diperkirakan kembali meningkat sebesar 7,5 persen tahun depan. Demikian perkiraan dari perusahaan riset IHS Markit seperti dikutip dari Reuters, Selasa, 7 Maret 2020.
"Perkiraan terbaru mempertimbangkan penutupan pabrik otomatis pada bulan Maret dan gangguan rantai pasokan yang disebabkan oleh perpanjangan penutupan pabrik di provinsi Hubei menjadi pertimbangan," kata IHS Markit.
“Bagi produsen mobil Cina yang membeli suku cadang dari Eropa, gangguan produksi di Eropa mungkin menjadi faktor risiko. Tetapi pada tahap ini, kita belum melihat epidemi virus corona Eropa yang secara langsung memengaruhi produksi mobil Cina,” IHS Markit, menambahkan.
Pasar kendaraan di Cina lesu sepanjang wabah corona melanda. Dampak corona terhadap penjualan kendaraan bermotor juga terjadi di negara-negara di seluruh dunia. Bahkan, pabrik otomotif dan pemasok komponen masih banyak yang ditutup hingga saat ini untuk meredam penyebaran virus.
Pekan lalu, IHS Markit memperkirakan penjualan kendaraan ringan di Cina tahun ini akan turun 9,9 persen dari tahun lalu menjadi sekitar 22,4 juta kendaraan, jika pemerintah pusat Cina tidak melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan permintaan mobil.
Asosiasi Produsen Otomotif China (CAAM) menyerukan kepada pemerintah untuk membantu setelah penjualan di seluruh industri merosot hingga 79 persen pada Februari dari tahun sebelumnya, akibat pandemi virus corona.