TEMPO.CO, Jakarta - Carlos Ghosn, mantan Ketua dan CEO Nissan yang menjadi buronan, angkat bicara. Bukan soal kasusnya tapi mengenai dampak Covid-19 terhadap industri otomotif dunia.
"Ini akan mempercepat konsolidasi industri otomotif," kata Ghosn dalam wawancara dengan CNBC yang ditayangkan pada Selasa sore lalu seperti dikutip NBC News pada Rabu, 11 November 2020.
"Banyak perusahaan akan menderita, dan perusahaan yang tidak memiliki visi akan diakuisisi oleh perusahaan mobil yang lebih kuat."
Carlos Ghosn, yang kala itu Bos Nissan, awalnya dituduh menyembunyikan pendapatan jutaan dolar pada 2018, kemudian dia dikenai tuduhan korupsi di Jepang.
Carlos Ghosn juga mengomentari arah yang "jelas" dari sektor mobilitas dala, industri otomotif. Dia mengatakan mobil listrik dan otonom adalah jalan ke depan.
CEO Tesla Elon Musk dinilainya telah melakukan "pekerjaan yang hebat untuk mendorong perusahaannya" ke penilaian pasar saham yang jauh melampaui Nissan atau Renault.
Eks eksekutif perusahaan otomotif itu sibuk sejak tahun lalu setelah melarikan diri dari tahanan rumah di Jepang. Carlos Ghosn menghadapi berbagai tuduhan kejahatan keuangan.
Selain menulis sebuah buku, dia menjadi dosen tamu di Universitas Roh Kudus Kaslik, bagian dari program baru yang dia luncurkan untuk menopang ekonomi Lebanon yang hancur.
Lebanon adalah tanah leluhurnya dan tempat tinggalnya sebagai buronan dari peradilan Jepang. Ghosn pernah dipandang sebagai pahlawan di Jepang pada 1999 ketika memimpin bailout Renault Prancis terhadap Nissan senilai 5 miliar dolar AS.
Carlos Ghosn bahkan menjadi bintang buku komik Jepang yang populer.
Segalanya berantakan pada November 2018 ketika pihak berwenang menangkap Ghosn dan letnan top Greg Kelly tak lama setelah jet perusahaan mereka mendarat di Bandara Haneda Tokyo.
Ghosn menghabiskan sebagian besar paruh pertama 2019 di Pusat Penahanan Tokyo. Dia akhirnya diizinkan keluar dengan jaminan lalu dia melarikan diri.
NBC NEWS