TEMPO.CO, Jakarta - Ducati Motor Holding menutup tahun 2020 dengan menjual total 48.042 unit sepeda motor di lebih dari 90 negara. Angka ini turun 9,7 persen dibanding pencapaian tahun sebelumnya sebesar 53.183 unit.
CEO Ducati Claudio Domenicali menjelaskan bahwa tahun 2020 adalah tahun yang kompleks, namun Ducati mampu memanfaatkan tren pemulihan pasar roda dua yang dimulai pada Juni dengan hasilnya cukup baik.
“Lebih baik dari yang kami harapkan pada Maret,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Jumat, 22 Januari 2021.
Penurunan penjualan didorong oleh mewabahnya virus corona baru (Covid-19) mulai Maret 2020. Situasi ini membuat pabrik dan showroom Ducati tutup hingga April 2020. Penjualan global Ducati mulai membaik dari Juli hingga Desember 2020, meskipun pandemi masih melanda di banyak negara.
Baca Juga: Tak Ada Pemilik, Ducati 996 R Teronggok di Peti Selama 20 Tahun
Tren pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir di Cina juga terus berlanjut. Dengan 4.041 sepeda motor terjual (lebih dari 26 persen), negara itu menjadi pasar terbesar keempat untuk perusahaan Borgo Panigale.
Peningkatan penjualan sepeda motor Ducati dibandingkan 2019 juga tercatat di Jerman, dengan 5.490 unit (lebih dari 6,7 persen), dan di Swiss (lebih dari 11,1 persen).
Italia adalah pasar pertama di dunia dengan 7.100 unit.
Baca: Pasar Ducati di Indonesia Tetap Bergairah Meski Ada Corona
Terlepas dari situasi global, Domenicali berujar, tahun 2020 juga ditandai dengan pencapaian gelar Juara Dunia Konstruktor MotoGP. “Kami berhasil memenangkan untuk kedua kalinya dalam sejarah kami."
Prestasi tersebut menjadi kelanjutan penguatan jaringan penjualan sepeda motor Ducati, selain pembukaan anak perusahaan Australia yang baru dan produksi seri terbatas, seperti Superleggera V4 dan Diavel 1260 Lamborghini.