TEMPO.CO, Jakarta - Honda Motor melaporkan bahwa krisis chip semikonduktor bisa menghambat pertumbuhan tahun ini. Mengingat, biaya bahan baku yang mereka butuhkan lebih tinggi.
Awalnya, Honda diperkiraan bakal mendapatkan laba 660 miliar yen atau setara dengan Rp1,4 kuadriliun pada tahun ini.
Menurut laporan SmartEstimate, jumlah tersebut masih kurang dari perkiraan analis sebesar 791,7 miliar yen (Rp1,7 kuadriliun).
Wakil Presiden Eksekutif Honda, Seiji Kuraishi menjelaskan bahwa ada 100 ribu kendaraan tahun lalu yang terdampak krisis chip semikonduktor.
"Kami saat ini memperkirakan semua efek kerugian pada produksi akan diperdagangkan pada akhir tahun," kata Seiji.
Seperti para produsen mobil lainnya, Honda telah berjuang untuk meningkatkan produksi mobil akibat krisis chip semikonduktor.
Situasi itu diperburuk setelah pabrik chip Renesas Electronic Corp di Jepang mengalami kebakaran, sekaligus pemadaman listrik di Texas, tempat pembuatan chip.
Honda sendiri telah berencana untuk meningkatkan target penjualan sebesar 5 juta mobil pada tahun ini. Jumlah itu meningkat dari tahun sebelumnya, yakni 4,5 juta.
Produsen asal Jepang tersebut menargetkan 100 persen penjualannya untuk kendaraan listrik pada 2040 mendatang. Kemungkinan, biaya yang mereka butuhkan mencapai 840 miliar yen (Rp1,8 kuadriliun).
Baca: 1,1 Juta Honda Accord di AS Diselidiki karena Masalah Kemudi
REUTERS