TEMPO.CO, Jakarta — CEO Tesla Inc. Elon Musk menuding Pemerintah AS di bawah Presiden Joe Biden bias setelah pembahasan mobil listrik di White House, Istana Kepresidenan AS.
Presiden Biden setelah menerima General Motors, Ford, dan Stellantis bulan lalu menggarisbawahi pergeseran ke kendaraan listrik dan akan membuat setidaknya 50 persen penjualan kendaraan listrik pada akhir dekade ini.
Acara di White House tidak melibatkan Tesla, yang disebut sebagai kampiun mobil listrik AS.
Elon Musk pun "membalas" dengan mengatakan serikat pekerja memiliki terlalu banyak pengaruh pada pemerintahan Biden. Tesla memang tidak mengakomodasi serikat pekerja di perusahaan, meski Serikat Pekerja Mobil telah berupaya.
Tesla bahkan tidak mengerahkan Departemen Humas dalam masalah tersebut. Tapi Bloomberg menyebut acara Biden menunjukkan pemerintahan yang tidak ramah.
Dewan Hubungan Perburuhan Nasional AS pada musim semi lalu menemukan Elon Musk melanggar Undang-undang Perburuhan AS karena mengancam para pekerja yang berupaya berserikat. Bahkan, Tesla memecat satu karyawan yang memimpin pembentukan serikat pekerja.
HEDWIGE | CNET | JOBPIE
Baca: Produksi Tesla Model S Plaid Plus Dibatalkan, Begini Kata Elon Musk