TEMPO.CO, Jakarta - Daimler AG mengklaim bahwa keuntungannya mengalami peningkatan pada kuartal III di tengah krisis chip. Itu terjadi ketika perusahaan mengambil langkah untuk fokus pada model yang lebih menguntungkan, yakni Maybach dan AMG.
Maka tak heran jika Daimler AG mendapatkan keuntungan, meski penjualan mobil Mercedes-Benz sendiri mengalami penurunan hingga 30 persen. Sekedar informasi, penurunan itu terjadi karena kekurangan semikonduktor secara global.
Dilansir dari laman Hindustan Times, produsen asal Jerman tersebut berbagi laba operasi kuartalan sekitar 2,6 miliar euro. Jumlah tersebut naik 18 persen dari 2,2 miliar euro jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Namun, dalam laporan yang sama, Daimler AG diketahui menorehkan pendapatan 40,1 miliar euro selama periode ini. Jumlah tersebut nyatanya lebih kecil dari tahun lalu, yakni sebesar 40,3 miliar euro.
Daimler AG saat ini mengharapkan pasokan chip semikonduktor meningkat pada kuartal keempat. Akan tetapi, banyak rumor mengatakan bahwa krisis chip ini akan berlanjut hingga 2022 mendatang.
Sejumlah perusahaan telah memperingatkan bahwa kekurangan semikonduktor secara global bakal berlangsung hingga 2023. Chief Financial Officer Daimler AG Harald Wilhelm menjelaskan bahwa masalah krisis chip ini menjadi prioritas utama bagi perusahaan.
Masalah keterbatasan semikonduktor sendiri memang telah menganggu industri otomotif secara global. Situasi ini memaksa beberapa pembuat mobil harus memangkas produksi atau bahkan menghentikan pekerjaan di pabriknya.
Baca: Penjualan Mobil Daimler dan Jaguar Land Rover Terganggu Akibat Krisis Chip
REUTERS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.