TEMPO.CO, Jakarta - Produsen supercar Ferrari yang sudah menjadi ikon di dunia nyata ingin membuat jejak di metaverse, jaringan dunia virtual 3D yang fokus pada koneksi sosial.
Metaverse juga dapat digambarkan sebagai iterasi hipotetis internet sebagai dunia maya tunggal yang universal.
Merek mobil mewah supercar Italia tersebut membentuk departemen layanan digital untuk mengeksplorasi peluang dari ruang metaverse. Layanan ini memadukan realitas virtual, game, dan media sosial.
“Penting untuk melihat teknologi baru yang dapat membantu merek kami,” kata Chief Executive Officer Ferrari Benedetto Vigna yang dikutip hari ini, Kamis, 3 Februari 2022, dari Hindustan Times.
Inisiatif Ferrari tersebut pun mencakup teknologi seperti blockchain dan non-fungible token (NFT).
Ferrari telah memasuki dunia hiburan digital di supercar sejak lama. Tahun lalu, Ferrari Model 296 GTB yang belum dirilis sudah menyediakan game battle royale populer Fortnite.
Sementara itu, metaverse masih dalam proses sebagai masa depan komunikasi manusia. CEO Facebook Mark Zuckerberg menyebut ruang itu sebagai perbatasan berikutnya. Dia bahkan mengganti nama perusahaannya, Facebook, menjadi Meta Platforms Inc. pada 2021.
Microsoft membeli penerbit game Activision Blizzard Inc. untuk memanfaatkan peluang komersial di metaverse.
Sementara itu, Ferrari tengah merombak perusahaan besar-besaran untuk mempercepat peralihan perusahaan ke produsen mobil listrik baterai.
JOBPIE | HINDUSTAN TIMES
Baca: 2019 Ferrari Cetak Rekor Penjualan Tertinggi Sepanjang Sejarah
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.