TEMPO.CO, Jakarta - Produsen mobil dan truk global, termasuk General Motors dan Daimler Truck, pada hari Senin, 28 Februari 2022, menangguhkan beberapa bisnis di Rusia menyusul invasinya ke Ukraina.
Pasukan Rusia menginvasi Ukraina pekan lalu, menandai serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Banyak perusahaan telah menghentikan operasinya di Rusia menyusul sanksi Barat terhadap negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu.
Raksasa energi BP Plc , investor asing terbesar Rusia, akhir pekan lalu mengumumkan bahwa mereka meninggalkan 20 persen sahamnya di Rosneft yang dikendalikan negara dengan biaya hingga US$ 25 miliar.
Pada hari Senin, GM mengatakan akan menangguhkan semua ekspor kendaraan ke Rusia sampai pemberitahuan lebih lanjut. Perusahaan yang bermarkas di Detroit, Amerika Serikat, itu tidak memiliki pabrik di Rusia, hanya menjual sekitar 3.000 kendaraan setiap tahun di sana dan memiliki eksposur rantai pasokan yang terbatas.
"Pikiran kami bersama rakyat Ukraina saat ini," kata GM dalam sebuah pernyataan seperti diwartakan Reuters, 1 Maret 2022. "Hilangnya nyawa adalah sebuah tragedi dan perhatian utama kami adalah keselamatan orang-orang di kawasan itu."
Produsen mobil Swedia Volvo Cars mengatakan akan menangguhkan pengiriman mobil ke pasar Rusia sampai pemberitahuan lebih lanjut, menjadi produsen mobil internasional pertama yang melakukannya karena sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan, perusahaan mengatakan telah membuat keputusan karena "potensi risiko yang terkait dengan materi perdagangan dengan Rusia, termasuk sanksi yang dikenakan oleh UE dan AS."
"Volvo Cars tidak akan mengirimkan mobil ke pasar Rusia sampai pemberitahuan lebih lanjut," katanya.
Seorang juru bicara Volvo mengatakan bahwa produsen mobil mengekspor kendaraan ke Rusia dari pabrik di Swedia, Cina dan Amerika Serikat.
Berdasarkan data industri seperti dikutip dari Reuters, Volvo menjual sekitar 9.000 mobil di Rusia pada tahun 2021.
Juga pada hari Senin, Volkswagen di Rusia untuk sementara menangguhkan pengiriman mobil ke dealer sampai pemberitahuan lebih lanjut. "Pengiriman akan dilanjutkan segera setelah dampak sanksi yang dijatuhkan oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat telah diklarifikasi," kata juru bicara VW.
VW sebelumnya mengatakan akan menghentikan produksi selama beberapa hari minggu ini di dua pabrik di Jerman setelah penundaan dalam mendapatkan suku cadang yang dibuat di Ukraina.
Daimler Truck mengatakan pada hari Senin akan membekukan kegiatan bisnisnya di Rusia dengan segera, termasuk kerja sama dengan produsen truk Rusia Kamaz, yang 47 persen sahamnya dimiliki oleh konglomerat negara Rusia Rostec.
Mercedes-Benz Group juga mencari opsi hukum untuk melepaskan 15 persen sahamnya di Kamaz secepat mungkin, lapor surat kabar Handelsblatt.
Seorang juru bicara Mercedes mengatakan kegiatan bisnis harus dievaluasi ulang mengingat peristiwa terkini.
Mercedes-Benz Group, sebelumnya Daimler AG, adalah perusahaan induk dari Daimler Truck sebelum produsen truk dipisahkan.
Produsen mesin truk AS, Cummins Inc, pada hari Senin menolak untuk membahas hubungannya dengan Kamaz, tetapi mengatakan pihaknya memperkirakan "beberapa dampak" terhadap bisnisnya di Rusia tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Pada tahun 2006, Cummins setuju untuk memproduksi mesin untuk armada truk, bus, dan alat berat Kamaz lainnya.
Produsen truk Swedia AB Volvo telah menghentikan semua produksi dan penjualan di Rusia setelah invasi. "Kami sekarang memiliki sedikit kejelasan tentang sanksi dan keamanan di kawasan itu ... ini berarti semua operasi di Rusia berakhir," kata juru bicara perusahaan kepada Reuters, menambahkan tindakan itu akan berlaku sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina: Renault dan Volkswagen Tangguhkan Produksi
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.