TEMPO.CO, Jakarta - Toyota Motor Corp memutuskan untuk mengakhiri produksi kendaraan di pabrik Rusia. Keputusan itu diambil karena mereka mengalami gangguan pasokan komponen dan suku cadang utama.
Perusahaan Jepang ini telah menangguhkan produksi di St Petersburg pada Maret karena masalah hal serupa dan berhenti mengimpor ke Rusia. Hal itu dilakukan setelah pecahnya perang Rusia Ukraina pada akhir Februari 2022.
"Selama periode ini kami telah sepenuhnya mempertahankan tenaga kerja dan memastikan fasilitas siap untuk memulai produksi kembali jika keadaan memungkinkan," kata Toyota dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters.
"Namun setelah enam bulan, kami belum dapat melanjutkan aktivitas normal dan tidak melihat indikasi bahwa kami dapat memulai kembali di masa mendatang," tambah dia.
Toyota mengatakan operasinya di Moskow perlu direstrukturisasi. Tetapi mereka akan terus mendukung jaringan ritelnya dalam memberikan layanan kepada pelanggan Toyota dan Lexus yang sudah ada.
"Kami akan menawarkan staf untuk bekerja kembali, ketrampilan ulang dan kesejateraan mereka termasuk dukungan keuangan di atas pernyataan hukum," kata Toyota.
Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Kommersant Rusia. Dalam surat kabar itu, disebutkan bahwa pabrik ini memiliki kapasitas 100.000 unit per tahun dan memproduksi model Camry dan RAV4 akan dipertahankan, atau mungkin dijual di masa depan.
Banyak pabrik di Rusia telah menangguhkan produksi dan pekerja yang dirumahkan karena kekurangan peralatan berteknologi tinggi. Itu adalah sanksi dan eksodus pabrikan Barat sejak Moskow mengirim angkatan bersenjata ke Ukraina pada Februari.
KHOLIS KURNIA WATI | REUTERS
Baca Juga:Hasil FP2 Moto3 Jepang: Mario Aji Posisi Ke-2
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto