TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku jaywalking sepertinya tak bisa lagi dilarang di California. Negara bagian di AS itu dikabarkan bakal melegalkan perilaku yang kadang dilakukan para pejalan kaki tersebut.
Jaywalking adalah tindakan pejalan kaki yang melintasi jalan raya di luar titik persimpangan yang telah ditentukan. Artian sederhananya. Pejalan kaki yang sembrono melanggar peraturan lalu lintas.
Perda yang baru saja ditandatangani Gubernur California Gavin Newsom antara lain menyebutkan "Kebebasan Berjalan" yakni pejalan kaki tidak akan didenda jika tiba-tiba menyeberang jalan di luar lokasi yang diperbolehkan. Bahkan, jika melanggar lampu merah.
Dikutip dari Autoblog hari ini, Minggu, 6 November 2022, aturan yang akan berlaku per 1 Januari 2023 tersebut menyatakan pejalan kaki akan ditilang polisi hanya jika dinilai menimbulkan bahaya keamanan.
Adapun denda yang saat ini berlaku jika kondisi itu terjadi sebesar USD 250 atau sekitar Rp 3,9 juta.
Anggota Majelis dari San Francisco Phil Ting engatakan sudah waktunya untuk mempertimbangkan apakah undang-undang jaywalking ini benar-benar melindungi pejalan kaki.
Pihak lain menyebut undang-undang jaywalking secara tidak adil menarget kelompok-kelompok tertentu. Data dari California Racial and Identity Profiling Act menunjukkan bahwa orang kulit hitam California 4,5 kali lebih mungkin didenda karena jaywalking daripada warga kulit putih.
Larangan jaywalking mendapat tantangan data lain yang menunjukkan korban tewas di jalan raya disebabkan perilaku pengendara, bukan pejalan kaki itu sendiri.
Data Asosiasi Keselamatan Jalan Raya di bawah Gubernur California menyebutkan bahwa pengemudi menabrak dan membunuh sekitar 7.485 pejalan kaki pada 2021. Ini angka kematian pejalan kaki terbanyak dalam setahun dalam 40 tahun terakhir. Bahkan, meningkat 12 persen dari tahun sebelumnya, yakni lebih banyak 774 nyawa yang melayang.
Kemudian pada 2020, persentase kematian pejalan kaki akibat pengendara ngebut naik menjadi 8,6 persen. Sedangkan pada 2019 naik 7,2 persen dibandingkan 2018.
Indonesia sepertinya tidak perlu ikut-ikutan melegalkan jaywalking. Untuk apa?
Baca: Kematian Pejalan Kaki Naik Drastis di AS, Ini Dugaan Penyebabnya
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.