TEMPO.CO, Jakarta - Maruti Suzuki India Ltd mengatakan jika pihaknya kekurangan chip semikonduktor pada Jumat, 2 Desember 2022. Alhasil berdampak pada produksinya pada bulan Desember.
"Kekurangan komponen elektronik diperkirakan akan berdampak pada produksi Desember 2022 lebih dari beberapa bulan terakhir. Perusahaan mengambil semua langkah yang mungkin untuk meminimalkan dampaknya," kata Maruti Suzuki dikutip Hindustan Times pada Minggu, 4 Desember 2022.
Kekurangan semikonduktor ini juga dipengaruhi oleh serentetan penguncian baru di Cina. Selain itu, hal ini juga mengganggu operasi produksi pembuat mobil terbesar di India pada bulan Desember.
Pada bulan lalu, produksi keseluruhan perusahaan mengalami kenaikan year-on-year sebesar 5 persen menjadi 152.786 unit, lebih besar dibandingkan November tahun lalu sebesar 145.560.
Produsen otomotif ini memproduksi 151.326 unit kendaraan penumpang pada bulan lalu, lebih banyak dari November 2021 yang hanya sebanyak 142.025 unit. Selain itu, Maruti Suzuki juga memproduksi mobil kecil sebanyak 21.904 unit lebih banyak dibanding tahun lalu 19.810 unit.
Namun, produksi SUV pada bulan lalu hanya 29.294 unit dibandingkan periode tahun lalu sebanyak 35.590 unit. Penurunan produksi ini juga terjadi pada mobil van dan kendaraan niaga ringan dibandingkan.
Sebelumnya pada bulan lalu, Maruti Suzuki juga telah meluncurkan Alto K10 versi compressed natural gas (CNG) atau bahan bakar alternatif yang diklaim memiliki jarak tempuh hingga 33,85 km per jam.
Di Jepang, krisis chip semikonduktor juga masih menjadi kendala bagi sejumlah produsen seperti Toyota dan Honda. Toyota bahkan masih melakukan penyesuaian produksi karena tersendatnya pasokan suku cadang dan chip semikonduktor karena penguncian Covid-19 di Cina.
KHOLIS KURNIA WATI | REUTERS | HINDUSTAN TIMES
Baca juga: Krisis Chip Semikonduktor, Volkswagen Revisi Perkiraan Produksi
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto