TEMPO.CO, Jakarta - BMW Indonesia menjelaskan adanya hambatan yang membuat mereka kesulitan memproduksi mobil listrik. Salah satu penyebabnya adalah masalah krisis chip semikonduktor yang masih melanda industri otomotif secara global.
Menurut Vice President of Customer Support, BMW Group Indonesia Ariefin Makaminan saat ini krisis chip semikonduktor menjadi masalah paling berat yang dialami BMW dalam memproduksi kendaraan listrik.
“Tantangan terbesar BMW adalah produksi, sedangkan demmand begitu tinggi. Kesulitan kami sebagai perusahaan otomotif adalah produksi, (karena) selama pandemi banyak negara lockdown. Kami kesulitan semikonduktor,” kata Ariefin dalam acara Shell Eco Marathon 2022 di Sirkuit Mandalika.
Lebih lanjut dirinya menilai masalah kelangkaan semikonduktor tersebut lumrah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Karena, kata dia, hampir semua perusahaan atau industri otomotif merasakan hal yang sama.
“Kami mencoba mengimbangi supply chain, demand begitu tinggi dari masyarakat untuk beli kendaraan baru. Apalagi begitu banyak insentif yg dilakukan secara global untuk kendaraan elektrifikasi, dan begitu banyak orang yang sudah paham banyaknya benefit dari kendaraan listrik,” ujar dia.
Sekedar informasi tambahan, BMW Indonesia telah membawa dua mobil listrik mereka dke Indonesia, yakni BMW iX dan i4.
BMW iX xDrive40 dipasarkan dengan harga Rp 2,267 miliar. Sementara untuk BMW i4 eDrive40 dilego dengan banderol Rp 1,997 miliar. Harga tersebut berlaku off the road.
Baca juga: BMW Indonesia Harapkan Adanya Insentif Lebih untuk Pembeli Kendaraan Listrik
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.