TEMPO.CO, Jakarta - CEO Stellantis Carlos Tavarez mengungkapkan efek yang bakal terjadi jika harga mobil listrik tetap tinggi.
Menurut dia, kondisi tersebut akan membuat pasar kendaraan listrik menyusut sehingga banyak pabrik mobil yang tutup.
"Ini akan terjadi di mana-mana selama inflasi biaya variable yang tinggi. Industri otomotif harus menyerap biaya 40 persen lebih tinggi untuk kendaraan listrik," ujar Tavarez, melansir Reuters hari ini, Senin, 9 Januari 2023.
Bos Stellantis tersebut meramalkan harga mobil listrik akan semakin tinggi justru ketika pasokan chip semikonduktor pulih. Kini harga mobil listrik di AS sudah tak terjangkau konsumen setelah produsen mobil menaikkan harga akibat inflasi yang tinggi.
Berdasarkan survei dari perusahaan konsultan Deloitte, banyak konsumen di AS mengeluhkan harga mobil listrik yang mahal. Mayoritas konsumen mampu membeli jika harganya kurang dari USD 50 ribu.
Stellantis bahkan akan menghentikan sementara produksi di pabrik mobil di Belvidere, Illionis, AS, dengan alasan biaya produksi mobil listrik yang tinggi.
Tavarez mengungkapkan bahwa apabila pasar menyusut akibat harga mobil listrik mahal, maka perusahaan tidak membutuhkan jumlah produksi yang banyak.
DICKY KURNIAWAN | REUTERS
Baca: Harga Mobil Bekas Eropa di Bawah Rp 100 Juta, Mercy Jadi Incaran
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.