TEMPO.CO, Jakarta - PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) berharap kebijakan mobil listrik yang sedang disusun pemerintah dapat menciptakan harga mobil jenis tersebut lebih terjangkau di Indonesia.
"Itu mobil mahal. Kalau tidak ada subsidi, tentu harganya juga tidak akan kebeli," kata Direktur Pemasaran dan Penjualan MMKSI Irwan Kuncoro di Jakarta, Rabu, 15 November 2017.
Baca: Penginden Xpander Capai 30 Ribu, Mitsubishi Baru Layani 10 Persen
Selain itu, Irwan menyampaikan kebijakan yang mengatur tentang ketersediaan infrastruktur pengisian baterai untuk mobil listrik juga dibutuhkan. Dia juga menyampaikan dukungan atas kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Mitsubishi Motors Corporation (MMC) Jepang, yang telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MOU) untuk mendukung terwujudnya kebijakan mobil listrik di Indonesia.
"Itu kami dari pihak Jepang yang langsung MOU dengan pemerintah. Nah, kami mendukung kerja sama tersebut, di mana MMC akan memberikan 10 contoh mobil listrik ke Indonesia. Tapi, kalau MMKSI, ya, produk itu memang belum ada," ujarnya.
Ke depan, kata Irwan, Mitsubishi akan mulai fokus mengembangkan mobil listrik di Indonesia. "Seperti yang saya sampaikan, mobil listrik memang menjadi fokus untuk kami kembangkan ke depan. Semoga ini sejalan dengan kebijakan yang disusun pemerintah," ucapnya.
Baca: Inilah 11 Mobil Baru Mitsubishi Setelah Beraliansi dengan Nissan
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan hal yang terpenting bagi produsen otomotif nasional saat ini dalam upaya mempercepat pengembangan dan komersialisasi kendaraan listrik adalah pemberian insentif fiskal. Sebab, tanpa hal itu, harga mobil listrik 30 persen lebih mahal.
"Sekarang, para manufaktur sudah punya teknologinya, tinggal diberi insentif. Kalau tanpa insentif, harga mobil listrik bisa lebih mahal 30 persen daripada mobil biasa karena menggunakan dua engine," tuturnya, Senin, 13 November lalu.