TEMPO.CO, Jakarta - Jaguar Land Rover (JLR) pada Senin, 8 Oktober 2018, mengumumkan rencana menutup pabrik di West Midlands selama dua pekan pada akhir Oktober.
Penutupan pabrik yang berujung pada penghentian proses produksi itu diduga untuk mengatasi melemahnya permintaan global pada kendaraan-kendaraan mewah JRL.
Kendati demikian, JRL memastikan akan tetap membayar gaji pegawai pada periode penutupan sementara itu.
Baca: Jaguar Menyiapkan Mobil Otonom SUV Offroad, Ini Kelebihannya
"Sebagai bagian dari strategi lanjutan perusahaan untuk pertumbuhan yang menguntungkan, Jaguar Land Rover fokus mencapai efisiensi operasional dan akan menyelaraskan pasokan untuk mencerminkan permintaan yang naik-turun secara global sesuai kebutuhan," ujar pihak JLR, dilansir Press Trust India, Selasa, 9 Oktober 2018.
"Keputusan untuk memperkenalkan periode shutdown selama dua pekan pada akhir bulan ini di Solihull, adalah salah satu contoh tindakan yang kami ambil untuk mencapai hal ini. Pesanan pelanggan dalam sistem tidak akan terpengaruh dan karyawan yang terkena dampak akan dibayar selama masa penutupan berlangsung," tambah JLR.
Baca: 12 Unit Mobil Jaguar dan Land Rover Ini Bisa Dicoba di ICE BSD
Pabrik Solihull merupakan milik Tata Group yang memproduksi Range Rover dan Jaguar, yang akan mulai ditutup pada 22 Oktober mendatang.
ANTARA