TEMPO.CO, Jakarta - Industri Kecil Menengah Koperasi Batur Jaya mampu menembus kualitas dengan menjadi suplayer cylinder sleeve dan mengirimkannya kepada PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sebanyak 200 buah sejak awal Januari 2019.
"Hasil komitmen dan keseriusan Koperasi Batur Jaya yang telah melakukan banyak perubahan untuk pengembangan usaha sehingga mampu memasuki rantai pasok industri otomotif," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Kick-Off lKM dalam Supply Chain Industri Otomotif di Klaten, Jawa Tengah, Jumat 22 Maret 2019.
Baca: Begini Layanan ala Ketok Magic di Bengkel Toyota Auto2000
Airlangga menyebut keberhasilan Batur Jaya merupakan buah tangan PT TMMlN dalam memberikan asistensi. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan perencanaan yang baik diikuti dengan pelatihan dan pendampingan dengan metode yang tepat selama kurang lebih dua tahun, IKM otomotif yang tergabung dalam KBJ mampu masuk ke area yang membutuhkan persyaratan tinggi dari sisi kualitas, produktivitas, teknologi dan kontinuitas suplai.
Saat ini, kata Airlangga, sektor alat angkutan memberikan kontribusi sebesar 1,86 persen terhadap PDB Nasional tahun 2018. Tercatat, pada 2018 produksi kendaraan roda empat atau lebih mencapai angka 1,34 juta unit, dan total penjualan di dalam negeri sebesar 1,15 juta unit. "Dengan kapasitas produksi industri otomotif dalam negeri sebesar 2,2 juta unit, IKM memiliki kesempatan untuk dapat masuk dan berkontribusi dalam rantai pasok industri otomotif nasional, ujar Menperin.
Baca Juga:
Saat ini, lanjutnya, masih banyak tantangan yang dihadapi IKM untuk dapat menjalin kemitraan dengan supplier Agen Pemegang Merek (APM), seperti kesiapan SDM, teknologi mesin dan peralatan, teknis produksi, serta ketersediaan bahan baku.
Baca: Auto2000 Gelar Flash Sale Toyota Avanza Rp 5 Juta, Simak Caranya
Terkait kondisi tersebut, Kementerian Perindustrian akan memfokuskan pengembangan di sembilan sentra logam, yakni Ceper, Tegal, Yogyakarta, Sukabumi, Purbalingga, Semarang, Pasuruan, Sidoarjo, Sukabumi, dan Jabodetabek. "Sentra-sentra tersebut ke depan juga diarahkan menjadi pusat logistik, pusat bahan baku (material center) dan R&D logam," katanya.
Kemenperin juga berupaya meningkatkan kemampuan teknis produksi sehingga mampu membuat produk komponen otomotif yang presisi, melalui proses pencampuran bahan baku yang tepat, penerapan mesin/peralatan, dan kontrol kualitas. Sehingga IKM diharapkan mampu memperluas jaringan pasar, melakukan diversifikasi produk, menjalin kemitraan denan industri besar dan meningkatkan ekspor.
Badrun Munir Ketua Koperasi Industri Batur Jaya mengungkapkan keberhasilan yang dilakukan adalah mengubah kebiasan dan iklim pekerja yang kini lebih disiplin dan mengutamakan keamanan. Ia mengungkapkan tak mengira perubahan bisa dilakukan hanya dalam waktu 1,5 tahun padahal targetnya 3-4 tahun. Ia mencontohkan soal penggunaan helm baru bisa merata di semua pekerja butuh waktu 6 bulan. "Kami berusaha tegas dengan memaksa yang tak pakai helm harus pulang, setelah itu sekarang sudah biasa," ujarnya.
Baca: Toyota Corolla Tabrakan dengan Sepeda, Malah Mobil yang Ringsek
Ia mengatakan tidak mudah masuk menjadi pemasok OEM Toyota. Koperasi Batur Jaya, kata dia, sudah 2 kali gagal menjadi suplai cylinder sleeve. Saat itu, alasannya dianggap kurang efisien dan kurang menguntungkan. "Tapi kami tidak putus asa dan berhasil," katanya.