TEMPO.CO, Yogyakarta - Dunia bisnis modifikasi tak jarang transaksinya hanya didasari negosiasi pertemanan. Transaksi bisnis custom yang tak didasari perjanjian jelas hitam di atas putih itu ternyata bisa berbuntut panjang. Bahkan terseret sampai ke ranah hukum.
Pengalaman pahit menjalani bisnis custom berdasar negosiasi pertemanan itu dialami pula pemilik dan pendiri bengkel spesial Holden, Omah Ijo Auto Work Yogya, Denny Ardiyan alias Abenk. Abenk dilaporkan salah satu pelanggan bengkelnya ke kepolisian Yogya atas tuduhan wan prestasi setahun silam.
Baca: Chevrolet Jambrong Ini Ditawar Setengah Miliar Tapi Tak Dilepas
"Saya diminta (pelanggan) mengerjakan empat mobil yang masih dalam bentuk bahan semua, lalu tiba-tiba mobil diambil (saat belum jadi semua) dan saya dianggap wan prestasi, menipulah, dilaporkan polisi," ujar Abenk Rabu 8 Mei 2019.
Abenk menuturkan dalam kasus itu ia dinilai pelanggannya wan prestasi karena dianggap tidak bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan sesuai permintaan.
Ceritanya, dari obrolan melalui aplikasi pesan Whatsapps atau WA dengan kustomer, Abenk diminta menyelesaikan pengerjaan empat mobil itu dalam waktu enam bulan. Padahal pria yang juga pendiri komunitas Holdendiningrat itu merasa saat menerima tawaran itu tak pernah menyepakati soal kapan pasti pengerjaan harus selesai.
Mengingat yang dikerjakan merupakan mobil tua yang kadang butuh waktu pengerjaan seperti mencari onderdilnya. Meski hanya lewat WA, Abenk tetap berusaha mengerjakan empat mobil itu. Sebelum tiba tiba diambil pemiliknya, ujar Abenk, pengerjaannya pada empat mobil itu sudah berjalan jauh.
Baca: Mobil Holden Monaro Banyak yang Palsu, Begini Cara Mengeceknya
"Satu mobil mesinnya sudah hidup dan cat sudah beres, satu mobil sudah jalan juga tinggal finishing, satu mobil tinggal merakit dan finishing, jadi rata-rata dalam dua bulan saya sudah kerjakan satu mobil, itu sudah hebat untuk mobil lama," ujarnya.
Peraih Best Hot Road dan Best Paint Versi JHD Jogja Kustomfest 2018 itu menuruturkan ia sendiri sangat siap untuk menghadapi proses hukum karena yakin tak melakukan wan prestasi atau penipuan yang dituduhkan pelanggannya.
"Saya kan ngobrol hanya lewat WA soal (teknis) pengerjaan mobilnya, percakapan itu juga tak pernah saya hapus, maka saya serahkan ke polisi juga soal obrolan itu," ujarnya.
Selanjutnya: Kadang hanya untung Rp 1-2 juta meski pengerjaan ratusan juta....