TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Cina BroadXT akan meluncurkan bus otomon berteknologi 5G. Minibus angkutan massal ini menjadi kendaraan pertama dari jenis bus yang telah lulus uji kelayakan jalan di Cina.
"Bus otonom 5G ini dapat bereaksi dalam 100 milidetik pada kondisi jalan yang rumit, karena 5G, memiliki sensor AI dan teknologi komputerisasi canggih," ujar Presiden BroadXT, Shang Wenzhu seperti dikutip dari China Daily, Kamis, 17 Oktober 2019.
Minibus 5G ini dikembangkan oleh BroadXT Inc dan akan memulai debut globalnya pada hari pertama di Konferensi Internet Dunia (WIC) yang keenam, pada 20-22 Oktober di Wuzhen, Zhejian, Cina. Minibus 5G akan digunakan untuk mengangkut peserta ke tempat acara selama konferensi.
Mobil ini didukung dengan teknologi canggih, seperti sensor, jaringan nirkabel generasi kelima, dan V2X. Bus otonom ini mengadopsi teknologi otonomus Level 4 dan mampu mengidentifikasi pejalan kaki, kendaraan di sekitar, dan rintangan lain dalam jarak 200 meter.
Shang menambahkan sistem perintah cloud dapat menawarkan rute mengemudi yang optimal ketika menghadapi kemacetan lalu lintas. Selain itu, sistem ini juga bisa mengatasi kecelakaan dan cuaca ekstrem, untuk memastikan keamanan serta meningkatkan efisiensi lalu lintas.
Selama konferensi Konferensi Internet Dunia (WIC), BroadXT akan menyediakan 10 minibus 5G. Mobil ini ditugaskan untuk membawa para tamu ke venue secara mandiri hingga jarak empat kilometer dari Gedung Wuzhen Design ke perempatan jalan Longyuan dan jalan Huanhe.
Pada bulan September, Wuzhen dan BroadXT menandatangani perjanjian untuk mempercepat komersialisasi bus otonom 5G di Wuzhen. Adapun total investasi mencapai 650 juta yuan atau setara Rp1,3 triliun.
Shang juga mengatakan bahwa BroadXT berencana untuk mempromosikan bus otonom ini di provinsi Zhejiang dan sejumlah kota lainnya di wilayah Yangtze River Delta region.
Terlepas dari progresivitas Cina dalam urusan pengembangan kendaraan otonom, para ahli memperingatkan, bahwa perusahaan harus melanjutkan dengan hati-hati, terlebih menyangkut keselamatan orang.
"Kendaraan cerdas dengan fungsi yang sepenuhnya otonom dapat menyumbang 10 persen dari kendaraan baru pada tahun 2020. Kendaraan self-driving atau otonom akan menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari pada tahun 2030, ujar Dekan Departemen Teknik Otomotif, Universitas Tsinghua, Yang Diange.