TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Penuntut Jepang pada hari Selasa, 7 Januari 2020, mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Carole Ghosn, istri mantan bos Nissan, Carlos Ghosn, atas tuduhan sumpah palsu. Langkah ini kuat diduga sebagai upaya Jepang untuk membawa Ghosn yang buron kembali ke pengadilan dengan tuduhan pelanggaran keuangan.
Mantan bos Nissan Motor, dan ketua Renault itu melarikan diri ke Libanon akhir Desember 2019 dari Jepang. Ia menuduh ada kudeta yang didukung pemerintah untuk menggulingkannya.
Seorang pejabat senior Departemen Kehakiman Jepang mengatakan staf sedang meneliti hukum Libanon untuk menemukan cara dan mengembalikan Ghosn. Ia mengatakan bahwa Jepang akan melakukan segala upaya yang bisa dilakukan untuk membawanya ke pengadilan.
Di Beirut, menteri kehakiman mengkonfirmasi bahwa jaksa penuntut telah menerima surat perintah penangkapan "red notice" dari Interpol sehubungan dengan Ghosn dan akan mengambil tindakan yang diperlukan.
Kementerian mengatakan tidak ada yang diterima dari jaksa Jepang terkait dengan surat perintah penangkapan untuk istrinya, Carole, yang berada di ibu kota Libanon.
Dalam surat perintah yang diterbitkan pemerintah Jepang, menyebut bahwa istri Ghosn memberikan keterangan sumpah palsu dengan mengklaim tidak mengetahui kejahatan keuangan yang dilakukan suaminya.
Duta Besar Jepang untuk Libanon, Takeshi Okubo, bertemu Presiden Michel Aoun pada hari Selasa, 7 Januari 2020, untuk meminta “kerja sama yang lebih besar dalam hal ini untuk menghindari dampak negatif bagi hubungan persahabatan", menurut keterangan kantor Aoun seperti dilaporkan Reuters, Selasa, 7 Januari 2020.
Carlos Ghosn dijadwalkan mengadakan konferensi pers pada hari Rabu, 8 Januari 2020. Jika benar, ini adalah penampilan pertamanya di hadapan publik sejak penangkapannya pada November 2018 dan penerbangan dramatisnya ke Libanon, rumah masa kecilnya.
