TEMPO.CO, Jakarta - Kia Seltos baru saja resmi diluncurkan di Indonesia. SUV kompak dengan konfigurasi lima kursi penumpang ini diimpor utuh dari India.
"India itu pabrik paling baru dari KIA, yang paling canggih di dunia,"kata Marketing & Development Division Head KIA Ario Soerjo, Senin, 20 Januari 2020.
Ario juga menyatakan bahwa Kia Seltos produksi India tak kalah dengan produksi di negeri asalnya, Korea Selatan.
Menurutnya pabrik Kia di India adalah pabrik baru yang juga memproduksi mobil untuk kebutuhan global, berbagi jata dengan pabrik di Korea.
"Seltos itu sudah launching bulan Agustus sampai Desember. Saya dapat report kalau mereka telah menjual 60 ribu unit dan di sana sudah ada produksi 100 ribu. Jadi kita bisa kebagian beberapa,"ujarnya.
Market Kia Seltos di India kata Ario, sangat besar. Saking besarnya, di sana tersedia Seltos dalam 20-an varian. Sekira 22 sampai 24 varian.
"Di sana itu ada dari varian paling basic sampai varian paling mahal. Termasuk juga pilihan mesin. Tapi untuk sementara ini, baru satu mesin yang kita masukkan ke Indonesia,"kata dia.
Adapun Kia Seltos yang dijual di Tanah Air, menggunakan mesin 1.353 cc turbocharger. Mesin ini di atas kertas mampu menyemburkan tenaga 138 dk pada 6.000 rpm dan torsi 242 Nm pada 1.500 - 3.200 rpm. Tenaga itu disalurkan ke roda depan atau FWD melalui transmisi otomatis kopling ganda (DCT) 7-percepatan.
"Kami ambil mesin yang paling kompetitif, powernya besar, tapi mesinnya juga canggih, mesin baru pakai DCT. Kita juga lihat secara konsumsi bahan bakar dan performnya juga bagus,"ujarnya.
Kia Seltos hadir dengan tiga varian. Varian E dibanderol Rp 295 juta, varian EX Rp 320 juta, dan varian termahal EX+ Rp 355 juta on the road (OTR) Jakarta.
"Mobilnya udah nyampai, minggu depan kalau ke dealer pasti sudah ada. Namun yang tersedia baru yang tipe EX plus atau verian termahal,"ujarnya.
Jika nantinya permintaan meningkat atau di luar stok yang disediakan KIA. Maka bukan tidak mungkin, APM baru ini akan membuka inden.
"Soal stok kami sudah pesan, sudah ada planingnya. Tapi kalau permintaan lebih banyak dari stok kami. Ya, kita lakukan inden. Intinya, kami mau konsumen dapat lebih bersabar untuk dapatkan sesuatu yang lebih baik,"ujarnya.