TEMPO.CO, Boston - Pihak berwenang Amerika Serikat dilaporkan telah menangkap seorang mantan prajurit Pasukan Khusus AS dan seorang pria lain terkait dugaan membantu mantan bos Nissan, Carlos Ghosn, kabur dari Jepang, Reuters, 20 Mei 2020. Penangkapan itu disebut permintaan dari pemerintah Jepang.
Jaksa Federal di Massachusetts mengatakan bahwa mantan anggota Baret Hijau AS, Michael Taylor, dan putranya, Peter Taylor, diduga membantu Ghosn melarikan diri ke Libanon untuk menghindari persidangan di Jepang atas tuduhan pelanggaran keuangan.
Jepang pada Januari 2020 mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk kedua pria itu serta satu orang lagi yang diketahui bernama, George-Antoine Zayek. Zayek disebut memberikan fasilitas untuk melarikan diri Ghosn pada 29 Desember 2019. Keluarga Taylors dijadwalkan tampil melalui konferensi video di hadapan hakim federal hari Rabu, 20 Mei 2020, waktu setempat.
Ghosn melarikan diri ke Libanon, rumah masa kecilnya, saat ia menunggu persidangan atas tuduhan penghasilan yang tidak dilaporkan, pelanggaran kepercayaan dan penyalahgunaan dana perusahaan. Ghosn membantah semua tuduhan tersebut.
Dokumen hukum AS menceritakan rincian pelarian Ghosn, termasuk kepergiannya dari Jepang dengan bersembunyi di dalam kotak hitam (kotak yang biasa digunakan untuk menyimpan peralatan musik) sebelum akhirnya terbang menggunakan jet pribadi.
Kedutaan Jepang di Washington dan Nissan tidak segera mengomentari penangkapan itu.
Awal bulan ini, seorang pengacara mengatakan Jaksa Turki telah menyiapkan dakwaan yang menuntut tujuh orang, termasuk empat pilot dan dua pramugari, atas pelarian Ghosn melalui Istanbul ke Libanon. Carlos Ghosn diketahui transit di Instanbul untuk berganti pesawat menuju Libanon.
Setelah Jepang mengajukan permintaan untuk penangkapan, Departemen Kehakiman AS memperoleh surat perintah penangkapan pada 6 Mei.
Penegak hukum AS mengetahui bahwa Peter Taylor berusaha untuk melakukan perjalanan. Ia telah memesan penerbangan dari Boston ke Beirut yang menurut jadwal berangkat pada Rabu, 20 Mei 2020, dengan singgah di London. Ia ditangkap oleh marsekal AS seperti halnya Michael Taylor, sebelum terbang ke Beirut.