TEMPO.CO, Washington - Toyota Motor Corp dan Mazda Motor Corpmengatakan pada hari Kamis, 13 Agustus 2020, bahwa mereka akan menginvestasikan US$ 2,3 miliar atau setara Rp 34,1 triliun (kurs saat ini US$ 1 = Rp 14.862) di pabrik usaha patungan baru di Alabama. Angka ini US$ 830 juta (Rp 12,3 triliun) lebih banyak daripada yang diumumkan dalam rencana awal mereka pada tahun 2018.
Pabrik ini diharapkan mulai produksi pada tahun depan dengan kapasitas 150.000 crossover Mazda dan 150.000 mobil sport Toyota setiap tahun.
Kedua produsen asal Jepang ini diharapkan akan menerima US$ 97 juta (Rp 1,4 triliun) dalam insentif pajak tambahan untuk investasi ini, kata seseorang yang diberi penjelasan tentang masalah tersebut seperti dilaporkan Reuters.
Toyota dan Mazda telah menghadapi tantangan saat mereka melanjutkan pekerjaan konstruksi selama pandemi virus corona di pabrik, yang sekarang akan menelan biaya sekitar 50 persen lebih mahal dari perkiraan semula.
Perusahaan mengatakan investasi yang lebih tinggi "mengakomodasi peningkatan lini produksi yang dilakukan untuk meningkatkan proses manufaktur."
Pabrik ini menargetkan hingga 4.000 pekerjaan baru dan telah mempekerjakan sekitar 600 karyawan hingga saat ini.
"Peningkatan komitmen Mazda dan Toyota untuk pengembangan pabrik manufaktur ini menegaskan kembali keyakinan mereka pada masa depan manufaktur di Amerika dan potensi negara bagian Alabama untuk menjadi pemimpin ekonomi setelah perubahan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Gubernur Alabama Kay Ivey. dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga:
Baca juga: Test Drive Suzuki Jimny: Mobilnya Malah Ditawar Golfer
Perusahaan tersebut mengatakan bahwa pekerjaan atap, pelapis dinding, pelat lantai, saluran pipa, proteksi kebakaran dan kelistrikan pabrik sudah selesai 75 persen hingga 100 persen.
Pemerintah negara bagian dan lokal di Alabama sebelumnya memberikan lebih dari US$ 700 juta (Rp 10,4 triliun) dalam bentuk insentif pajak.
Pada bulan September, Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menandatangani kesepakatan perdagangan terbatas yang memotong tarif barang-barang pertanian AS, peralatan mesin Jepang, dan produk lainnya tetapi menunda pertanyaan tentang impor mobil untuk pembicaraan di masa depan.
Trump mengancam akan menaikkan tarif tetapi tidak menaikkan tarif mobil saat ini sebesar 2,5 persen untuk kendaraan penumpang dan 25 persen untuk truk pickup.
Jepang mengekspor 1,7 juta kendaraan tahun lalu ke Amerika Serikat, menyumbang sekitar 10 persen dari penjualan kendaraan AS.