TEMPO.CO, Jakarta - Cina memotong subsidi pada kendaraan energi baru (NEV) mulai Jumat, 1 Januari 2021, untuk mempromosikan perkembangan industri yang sehat. Hal itu tercantum dalam surat edaran yang diposting di situs resmi Kementerian Keuangan (MOF).
“Subsidi untuk NEV di transportasi umum, sanitasi lingkungan, layanan pos dan logistik, serta bandara penerbangan sipil, akan dipotong 10 persen dibandingkan tahun 2020,” tulis surat edaran itu, seperti dilaporkan Kantor Berita Xinhua, 2 Januari 2021.
Selain itu, subsidi pada NEV lainnya akan dipotong sebesar 20 persen, menurut surat edaran yang dikeluarkan bersama oleh Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi, Kementerian Sains dan Teknologi, dan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional.
Cina juga akan memperkuat peraturan tentang investasi dan manufaktur NEV untuk mencegah ekspansi berlebihan di sektor ini.
Pada November tahun lalu, Cina mengumumkan rencana pengembangan industri NEV-nya pada 2021-2035. Tujuannya untuk mempercepat transisi ke kendaraan listrik di negra tersebut.
Proporsi NEV baru dalam penjualan kendaraan baru diharapkan meningkat hingga 20 persen pada tahun 2025. Dan kendaraan yang digunakan dalam transportasi umum akan sepenuhnya dialiri listrik pada tahun 2035, menurut rencana tersebut. Dengan persediaan NEV terbesar di dunia, Cina menyumbang 55 persen dari penjualan NEV global.