TEMPO.CO, Jakarta - Renault-Nissan menepis kekhawatiran serikat pekerja yang menuduh bahwa aliansi itu melanggar protokol kesehatan Covid-19 di pabrik di India. Hal tersebut disampaikan perusahaan aliansi asal Prancis dan Jepang itu di pengadilan India.
Renault-Nissan India dan para pekerja di pabriknya di negara bagian selatan Tamil Nadu terlibat perselisihan hukum setelah para pekerja mengajukan petisi ke pengadilan untuk menghentikan operasi karena protokol kesehatan dilanggar dan tunjangan kesehatan yang diberikan perusahaan tidak sebanding dengan risiko pekerja.
Sebagai tanggapan, Renault-Nissan telah membantah dalam pengajuan pengadilan - yang tidak dipublikasikan - bahwa ada "kebutuhan yang mendesak" untuk melanjutkan operasi guna memenuhi pesanan domestik dan ekspor. Aliansi itu mengklaim bahwa semua protokol kesehatan Covid-19 telah dilakukan.
Kasus selanjutnya akan disidangkan pada hari Senin, 24 Mei 2021, di Pengadilan Tinggi Madras ketika pemerintah negara bagian, yang juga pihak dalam kasus tersebut, diharapkan untuk memberikan tanggapannya.
Pertarungan hukum menyoroti tantangan yang dihadapi perusahaan besar untuk tetap beroperasi di India di tengah meningkatnya kekhawatiran dari karyawan tentang kesehatan dan keselamatan mereka.
"Ini adalah masalah hidup versus mata pencaharian," M Moorthy, sekretaris jenderal serikat pekerja Renault Nissan India yang mewakili semua 3.500 pekerja pabrik tetap, mengatakan kepada Reuters, Minggu, 23 Mei 2021.
"Kami hanya ingin protokol jarak sosial diikuti dan manajemen bertanggung jawab atas segala risiko bagi pekerja atau anggota keluarga mereka."
Pabrik yang memproduksi mobil Nissan, Renault dan Datsun ini mempekerjakan 3.000 pekerja kontrak, 2.500 staf, dan 700 magang.
Nissan, yang memiliki saham mayoritas di pabrik Renault-Nissan India, menolak berkomentar untuk artikel ini.
Pejabat pemerintah negara bagian tidak menanggapi permintaan komentar.
India saat ini menghadapi gelombang kedua infeksi virus corona. Tamil Nadu adalah salah satu negara bagian yang paling parah terkena lebih dari 30.000 kasus setiap hari.
Negara bagian itu, sebuah hub otomotif yang dijuluki sebagai "Detroit" di India, telah memberlakukan penguncian penuh (lockdown) hingga 31 Mei tetapi telah mengizinkan beberapa pabrik, termasuk mobil, untuk terus beroperasi.
Pengajuan pengadilan Renault-Nissan pada 16 Mei menunjukkan bahwa mereka memiliki pesanan ekspor yang tertunda sekitar 35.000 kendaraan untuk periode Mei-Oktober, yang jika tidak dipenuhi dapat menyebabkan penalti dan hilangnya bisnis.
Perusahaan ini juga memiliki 45.000 pemesanan domestik yang tertunda untuk mobil Nissan Magnite dan Renault Kiger yang baru saja diluncurkan.
Baca juga: Dihantam Tsunami Covid-19, Industri Otomotif India Merana
Renault-Nissan India Bantah Langgar Prokes Covid-19 di Pabrik
Reporter
Editor
Minggu, 23 Mei 2021 15:27 WIB