TEMPO.CO, Jakarta - Toyota Motor Corp menghentikan produksi mobil di lima pabrik mereka yang berada di Jepang. Penangguhan produksi ini disebabkan krisis rantai pasokan, kekurangan chip semikonduktor, hingga kondisi pandemi Covid-19.
Krisis semikonduktor yang melanda Toyota global turut berpengaruh pada produksi Toyota di Indonesia.
Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam mengungkapkan bahwa Toyota Indonesia sempat kewalahan memenuhi permintaan pasar akibat krisis semikonduktor ini.
"Tahun ini memang sempat kami kewalahan mengantisipasi kenaikan permintaan, tetapi tidak sampai menghentikan produksi, kami bisa tetap bisa menyuplai," kata Bob dalam acara Toyota Media Gathering 2021 yang digelar secara virtual hari ini, Selasa, 21 Desember 2021.
Bob mengungkapkan bahwa mobil-mobil yang terdampak krisis semikonduktor ini lebih banyak terjadi pada segmen mobil premium. Sementara untuk segmen mobil mid dan low cenderung tidak terlalu berdampak banyak.
"Jadi semakin premium, semakin banyak menggunakan semikonduktor. Tapi untuk segmen mid dan low, itu penggunaan semikonduktor juga semakin sedikit," ujar dia.
Toyota Indonesia berharap krisis semikonduktor ini bisa berangsur membaik di tahun depan, sehingga produksi kendaraan bisa berjalan dengan normal. Saat ini, Toyota mengaku masih bisa mengantisipasi permintaan pasar yang sudah masuk ke fase recovery.
Baca juga: Toyota Setop Produksi di 5 Pabrik di Jepang karena Krisis Suku Cadang