TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris mendukung Indonesia beralih ke kendaraan listrik baterai melalui Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) yang bekerjasama dengan Transjakata dan Pemprov DKI Jakarta mewujudkan bus listrik baterai.
Head of Mission Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia Rob Fenn menyatakan dengan mengubah 100 persen armada bus TransJakarta menjadi bus listrik pada 2030 akan terjadi pengurangan emisi CO2.
Emisi yang akan dikurangi pun mencapai 925.757 metrik ton CO2. "Ini juga akan langsung menyumbang penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi,” kata Fenn dalam acara virtual "Jakarta E-Mobility Event" hari ini, Selasa, 1 Maret 2022.
Sebelum pandemi Covid-19, rata-rata orang di Jakarta menghabiskan lebih dari 400 jam berkomuter setiap tahun. Perjalanan ini menyebabkan polusi dan emisi serta memperburuk kualitas udara yang berdampak terhadap perubahan iklim.
DKI Jakarta pun selalu berada dalam peringkat lima teratas kota-kota penghasil polusi di dunia akibat emisi transportasi dan pabrik-pabrik yang menggunakan batu bara.
Menurut Rob Fenn, Pemprov DKI Jakarta sudah memberi sinyal komitmennya untuk memimpin dalam penerapan pelaksanaan e-bus. Rencana aksi tersebut dalam proyek kerjasama pertama.
Rob Fenn menyatakan ITDP melalui UKPACT (Partnering for Accelerated Climate Transition) akan bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta dan PT Transjakarta untuk membangun rencana-rencana aksi mewujudkan 100 persen bus listrik Transjakarta.
Baca: Investor Asing Berminat Bangun Pabrik Baterai untuk Bus Listrik
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.