TEMPO.CO, Jakarta - Sinyal kenaikan harga BBM bersubsidi Pertalite dan Solar semakin kuat. Harga baru Pertalite bisa jatuh pada Rp 9.250 hingga 10.000 per liter, sedangkan harga Solar sekitar Rp 7.000.
Pemerintah beralasan kenaikan harga BBM bersubsidi itu dipicu membengkaknya anggaran subsidi dan kompensasi energi mencapai Rp 502 triliun dalam APBN 2022.
Kenaikan harga BBM bersubsidi bakal berdampak bagi pengguna mobild an sepeda motor.
"Kenaikan harga Pertalite akan memberikan pengaruh besar terhadap hajat hidup orang banyak. Jadi semuanya harus diputuskan secara hati-hati," ujar Presiden Joko Widodo pada Selasa, 23 Agustus 2022.
Seperti apa suara pengendara mobil dan sepeda motor jika harga Pertalite dinaikkan?
"Gua bakal tetap memakai Pertamax karena memang lebih mentingin kesehatan mesin," ujar Raihan Fadillah, pengguna skuter matik Vespa Tipe S buatan 2020, kepada Tempo hari ini, Rabu, 31 Agustus 2022.
Skuter matik Vespa memang direkomendasikan oleh pabrikan agar menggunakan BBM Pertamax karena nilai research octane number (RON) 92. Jika menggunakan Pertalite (RON 90) akan berdampak pada performa mesin.
Di sisi lain, Muhammad Rafi Rossi, mahasiswa pengguna Toyota Starlet 1.300cc keluaran 1990, justru tetap memilih Pertalite meski nanti harganya bisa Rp 10.000 per liter. Dia mengakui kualitasnya lebih baik Pertamax tapi lebih ekonomis jika mobilnya diisi Pertalite.
"Kalo buat sehari-hari bakalan tetap pilih Pertalite, warlau beda harganya bisa enggak signifikan. Setidaknya gua bisa pergi kemana-mana tanpa merogoh kocek dalam-
," ujarnya.
Mobil Toyota Starlet memiliki tipe mesin 1E dan 2E dengan rasio kompresi mesin 9.5:1, berarti Starlet masuk ke dalam mesin yang bisa menggunakan BBM dengan RON 90 seperti Pertalite.
Baca: Jenis Mobil yang Diperbolehkan Mengisi Pertalite
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.