TEMPO.CO, Jakarta - Para eksekutif BMW mengatakan bahwa mereka tidak melihat perlunya pemotongan harga jual mobilnya untuk bisa bersaing di pasaran. Sebab, BMW telah memperkirakan penjualan kuartal keempatnya dan mengatakan buku pesanannya sudah terisi hingga beberapa bulan pertama di tahun 2024.
Melansir laman Autoblog hari ini, Minggu, 5 November 2023, ketersediaan kendaraan meningkat seiring berkurangnya kemacetan rantai pasokan. Meskipun, biaya material dan logistik masih lebih tinggi, terutama untuk tenaga kerja.
Saat ditanya soal pemotongan harga untuk meningkatkan permintaan kendaraan listrik, khususnya di Cina, Chief Executive Officer BMW Oliver Zipse mengatakan bahwa pendekatan ini tidak ada dalam pedoman BMW.
"Kami tidak tertarik menurunkan harga untuk mendapatkan pangsa pasar. Itu bukan strategi kami. Dan seperti yang Anda lihat, kami berhasil tumbuh secara substansial meski dengan harga yang sangat terjangkau," kata Zipse.
Pabrikan mobil asal Jerman ini memperkirakan margin tahunan laba sebelum bunga dan pajak di divisi mobilnya sebesar 9 persen hingga 10,5 persen. Zipse mengatakan bahwa target tersebut akan dicapai dengan margin 10,3 persen sepanjang tahun ini.
Penjualan mobil listrik murni mencapai 15,1 persen dari total penjualan pada kuartal ketiga, melampaui target akhir tahun BMW sebesar 15 persen. Model dari segmen harga atas, seperti Seri 7, BMW X7 terbaru, serta model BMW X5 dan X6, mendorong pertumbuhan penjualan BMW.
DICKY KURNIAWAN | CARSCOOPS
Pilihan Editor: Nonton MotoGP Mandalika Naik Mobil Sultan BMW XM Rp 6,3 Miliar
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto