TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu bus legendaris yang mejeng di Busworld South East Asia di JIExpo 20-22 Maret 2019 memiliki kisah yang sarat dengan ingatan kolektif masyarakat Bangka Belitung. Dulunya kendaraan dengan mayoritas berbahan kayu itu merupakan transportasi publik yang menghubungkan Pangkal Pinang dan Sungai Liat pada era 50-an hingga 90-an. Kini bus unik itu hanya tersisa 2 unit.
Masyarakat di wilayah Bangka Belitung atau lebih tepatnya wilayah Sungai Liat dan Pangkal Pinang lebih mengenal bus kayu itu dengan sebutan Oto Pownis. Pownis sendiri merupakan akronim dari Persatuan Oto Warga Negara Indonesia Sungai Liat.
Baca: Legenda Transportasi Indonesia Dipamerkan di JIExpo Kemayoran
"Dulunya (bus ini) dimiliki orang-orang Cina. Dalam sejarahnya mereka ingin mendapatkan pengakuan bahwa mereka ini warga negara Indonesia. Jadi dibikinlah semacam perkumpulan kendaraan mobil Pownis itu," kata Kepala Museum Timah Indonesia, Muhammad Taufik, kepada Tempo, Rabu, 20 Maret 2019.
Taufik juga membenarkan jika Bus Oto Pownis memang sarat dengan ingatan kolektif masyarakat Bangka Belitung. Sebab dulunya mereka sering menggunakan bus ini untuk beraktivitas sehari-hari.
"Masyarakat kelahiran di bawah tahun 90an pasti pernah menimati kendaraan ini. Terutama untuk pergi ke sekolah dan pergi ke pasar," ujarnya
Baca: Miniatur di Pameran Busworld 2019 Dibanderol Rp 400 Ribu
Sayangnya bus ini sudah tidak lagi beroperasi seperti yang dijelaskan Taufik sebelumnya. Namun sejak 2016, Dinas Pariwisata Kota Pangkal Pinang menggunakan bus itu sebagai kendaraan City Tour. Jadi orang-orang masih bisa merasakan sensasi berkendara menggunakan Oto Pownis.
"Kami kerja sama dengan dinas pariwisata Kota Pangkal Pinang. Dimana mereka yang menentukan titik pariwisata. Lama perjalanan (City Tour) kurang lebih 60 menit yang menempuh jarak sekitar 8 kilometer. Biaya perjalanan gratis," katanya.
WIRA UTAMA